"Dulu ane tuh pernah pas bulan puasa tinggal di kostan di deket IPB bareng temen-temen ane, kan kostan di sana murah tuh ya yaa sekitar 200an, nah itu tuh pas ane masuk ke kostan temen ane itu subhanallah keren banget! mereka tuh pada nulis di tembok-tembok gitu. Nulis mimpi-mimpi mereka. Ah, keren banget dah pokoknya. Dan hampir semua temen-temen ane yang kuliah di IPB kayak gitu semua.", ka Imam bercerita panjang lebar ketika tengah meeting bersama tim.
Saya jadi terinspirasi dengan diskusi kami malam tadi. Memang pasti semua memiliki mimpi. Tapi mungkin mayoritas menganggap mimpi itu hanya sekadar lewat sekelebat di pikiran saja, termasuk saya ini yang masuk di kelompok mayoritas. :D
Tapi, bukankah ada baiknya kita juga menuliskan mimpi-mimpi kita dengan jelas, membubuhkan dengan tinta tiap mimpi-mimpi kita, dan menempelkannya dengan jelas di salah satu sudut kamar kita?
Di awal semester sewaktu saya kuliah dulu, saya sempat mengikuti kegiatan training motivasi untuk mahasiswa baru di kampus saya. Sewaktu training berlangsung, pemateri menyuguhkan suatu video yang menurut saya sangat menginspirasi. Di video itu dikisahkan, seorang mahasiswa IPB yang menulis 100 mimpinya dalam selembar kertas. Ya, hanya dalam satu lembaran kertas putih lusuh. Lalu, lembaran kertas lusuh itu selalu ia pajang dengan jelas di sudut kamarnya. Banyak teman-temannya yang menertawakannya. Setiap ia berhasil merealisasikan mimpinya, maka ia coret satu per satu mimpi tersebut, hingga akhirnya tersisa satu mimpi yang belum ia torehkan coretan di kertas lusuh itu. Ia bermimpi melanjutkan studinya di Jepang. Dan pada akhirnya, di mimpi yang terakhir, beliau berhasil merealisasikannya lagi. Mungkin banyak teman-teman yang sudah menonton videonya. Menurut saya videonya sangat menginspirasi.
Mulai sekarang, janganlah takut bermimpi. Bermimpilah setinggi mungkin, lalu tuliskanlah mimpi kita dalam selembar kertas, yakinlah bahwa suatu saat akan ada suatu hal yang luar biasa pada kertas impian kita. Selamat bermimpi dan selamat mencoba!