"Ayo-ayo di sini aja kita ngobrolnya."
"Iya bu."
"Jangan disini mi, di situ aja yang bersihan dikit", suaminya menimpali.
"Udah di sini aja, lagian abis makan gak mau dirapiin sih."
"Iya gak apa-apa di sini aja bu"
"Nama kamu siapa dek?"
"Nurul, Bu"
"Kamu kelahiran tahun berapa?" (Suaminya bertanya)
"tahun 92, Pak."
"Wah masih kecil ya."
Tuh kan dibilang "kecil" lagi. :( 20 tahun itu kan usia yang sudah cukup tua (eh bukan tua deh, tapi dewasa) *maksa*, bukan anak kecil lagi.
Itu sedikit perbincangan saat wawancara dengan pemilik SDIT Fatahillah. Dan masih banyak lagi perbincangan dengan beliau. Beliau adalah bu Lita, kepala sekolah SDIT Fatahillah yang terletak tak jauh dari rumahku dan beliau juga tengah ditemani oleh suaminya saat wawancara tadi siang. Lho? Kenapa aku bisa nyasar kesana coba? Tadi itu sekilas kisah wawancara antara aku dengan beliau. Lah kok di wawancara? Emang bikin kesalahan atau gimana? Ya gak lah, kan aku anak baik-baik, tidak sombong, rajin menabung, dan rajin mengaji. :p Wawancara tadi itu dalam rangka untuk mengajar di SDIT tersebut. Muter-muter mencari SDITnya, nyasar ke sana-ke mari, nanya-nanya sama bocah, sama ibu-ibu di pinggir jalan, sama abang-abang batagor, sama abang-abang tukang bakso, sama bapak-bapak yang jualan di warung, ibu-ibu penjual nasi padang, ibu-ibu penjaga warteg. Haha rasanya aku ini adalah anak ilang tadi siang. Alhamdulillaah setelah perjuangan panjang mencari alamat palsu itu (halah jadi bawa-bawa Ayu think-think inih), ketemu juga deh sekolahnya. :)
Itu sedikit perbincangan saat wawancara dengan pemilik SDIT Fatahillah. Dan masih banyak lagi perbincangan dengan beliau. Beliau adalah bu Lita, kepala sekolah SDIT Fatahillah yang terletak tak jauh dari rumahku dan beliau juga tengah ditemani oleh suaminya saat wawancara tadi siang. Lho? Kenapa aku bisa nyasar kesana coba? Tadi itu sekilas kisah wawancara antara aku dengan beliau. Lah kok di wawancara? Emang bikin kesalahan atau gimana? Ya gak lah, kan aku anak baik-baik, tidak sombong, rajin menabung, dan rajin mengaji. :p Wawancara tadi itu dalam rangka untuk mengajar di SDIT tersebut. Muter-muter mencari SDITnya, nyasar ke sana-ke mari, nanya-nanya sama bocah, sama ibu-ibu di pinggir jalan, sama abang-abang batagor, sama abang-abang tukang bakso, sama bapak-bapak yang jualan di warung, ibu-ibu penjual nasi padang, ibu-ibu penjaga warteg. Haha rasanya aku ini adalah anak ilang tadi siang. Alhamdulillaah setelah perjuangan panjang mencari alamat palsu itu (halah jadi bawa-bawa Ayu think-think inih), ketemu juga deh sekolahnya. :)
Ternyata aku sudah fix langsung diterima di sana. Padahal dari segi jenjang pendidikan, aku belum masuk di persyaratannya lho. Minimal pendidikannya S1, sedangkan aku hanya D3, itupun belum lulus. Tetapi, bu Lita sangat baikkkk sekali dengan mengizinkan aku untuk bisa mengajar di sana walaupun belum qualified dari segi pendidikannya. Taapiiiiiiiii masih galau nih, soalnya mama belum memberikan izin mengajar di sana. Mama bilang, "udah ngajar privat aja juga udah cukup". Padahal kan kebetulan jaraknya dekat sekali dengan rumah. Tinggal kepeleset, langsung sampai di TEKAPEH. Galau juga karena belum sidang, sedangkan tadi diberitahukan oleh bu Lita bahwa hari senin, 1 Juli 2012 sudah langsung terjun ngajar di sana. Sayaaaaaa belummmmm siaappppp kalau untuk itu. Walaupun bu Lita memberikan kemudahan dalam segi waktu jika aku ingin izin bimbingan, sidang, yudisium, ataupun wisuda. Belum siap deh bu Lita sayanya. T_T
Ini cobaan atau ujian ya? Halah Nurul, ujian sama cobaan itu maknanya sama kaliiiiii. -___-
Padahal ini kebetulan banget tawarannya datang di saat yang tepat, tapi belum tepat banget sih. Masih banyak yang harus dipertimbangkan lagi. Oke dikasih waktu hanya sampai hari kamis besok untuk memberikan jawaban "IYA" atau "TIDAK" ke Bu Lita. Masih ada beberapa hari, beristikharahlah Nurul. :)
Semoga "IYA" nya atau "TIDAK"nya adalah keputusan yang terbaik bagi semuanya. :)
10 Juli 2012
*kamar*