RSS

pengurus ICC Iramana in Action

today was very fun, friends. Hari ini jalan-jalan sama pengurus ICC iramana. Akhirnya kita bisa jalan-jalan juga :D. Awalnya karena ada sedikit celetukan sih dari ketua cabangnya pas rapat evaluasi terakhir untuk ngajakin jalan-jalan. Eh akhirnya semua pengurus dan pengajar setuju!! yaps asikkkk jalan-jalan. Dan tempat yang dituju yakni, Bogor. Mungkin pada bosen kali yah kenapa gitu tempat tujuannya Bogor? Kayak tidak ada pilihan tempat yang lain aja. hehe But bagi kami, Bogor itu tempatnya asik. Asik buat wisata kuliner. hee

oke hari ini dimulai dengan persiapan yang biasa-biasa aja. Ada mukena, air mineral (karena pasti disana bakal haus banget), buku, tempat pensil, dompet, semua masuk ke tas ransel kesayangan. Sebelum berangkat dituntut untuk nyetrika baju-baju aku dulu (Bajunya udah numpuk belum sempat disetrika:D). Selesai kira-kira jam 06.25 nyetrikanya, langsung siap-siap rapi-rapi, karena aku janjian di stasiun pasar minggu bareng yang lain itu jam 07.00an gitu. Soo usahakan tidak boleh telat!!

Jam 07.30 akhirnya ketemu deh sama yang lain di stasiun pasar minggu, takut euy sendirian naik kereta. Itu aja maksa-maksa yang lain supaya janjian di st pasar minggu, biar aku ada barengannya. :D Sipp dan kita langsung beli karcis, kereta Commuter Line harganya 7000 rupiah aja dan kereta katanya akan datang jam 08.00. Setelah kereta datang, kami langsung berangkat deh menuju st Bogor. Pas banget sampai st Bogor sekitar jam 08.45, nunggu yang lain dulu yang belum pada kumpul, lamaaaa banget. Terakhir yang dateng yaitu ka Ani, dialah bendahara ICC iramana. Yeuhhh ka Aniii besok-besok jangan telat lagi ya. :)

karena guide nya ka Ani, maka ka Ani yang memimpin kami selama perjalanan. Oke tujuan awal ternyata mau nyobain gimana rasanya soto kuning!! Setelah ngangkot yang warna hijau itu, gak tau nomor angkotnya berapa (Kurang penting juga sih hee), kami diantarkan ke warung yang menjual soto kuning sama supirnya. Pas sampai warungnya, langsunglah seperti biasa ka Ani yang memesannya, 4 porsi. (Oia, yang ikut itu ada 5 orang, ketua cabang, SDM, Bendahara pusat, dan Bendahara cabang iramana, dan saya sekertaris cabang iramana (saya gak mau nyebut namanya ah, nanti jadi kontrofersi :p)). Karena sang ketua tidak suka memakan yang namanya 'nasi', jadi beliau tidak memesannya. (Aneh ya, masa gak suka makan nasi -___-).

Setelah selesai makan, kami berlanjut untuk menuju Kebun Raya Bogor. Sudah lama tidak ernah kesana lagi. Terakhir itu pas kelas 1 SMK. Lama banget kan sudah gak ke sana-sana lagi :(. Ahh tapi hari ini semua rasa rindu akan KRB terobati :p. Langkah pertama pas di pintu gerbang, ka Ani langsung ngajak foto (ka Ani narsis juga). Terusss menuju loket karcis. Ternyataaa sekarang harga tiket masuk Kebun Raya Bogor itu 9.500 rupiah. dulu pas aku kelas 1 SMK, harganya masih 6.000 rupiah :D. lalu kami akhirnya beli tiket dan masuk KRB nya dengan hati riang (maklum Jakarta gak sesejuk di KRB). Padahal disana cuma jalan-jalan gak jelas gitu ya sambil foto-foto gak jelas juga. hehe Tapi tetep seru. Ini dia beberapa hasil jepretannya.

Ini spontanitas banget -_-
Sang SDM lagi mencoba memanjat pohon, cuma buat di foto doangs. Ampuunn dehh.

ayo kaa panjat terusss walaupun banyak semutnya, :D

ini posenya serasa model *jleb*

agak sedikit aneh memang pengurus ICC iramana, beginilah potret kehidupan kami :D

mencoba memanjat tapi tidak berhasil,kasian -_-

ini foto paling unic!! kami menamakannya foto pre-wed!! *tutup muka*


baru belajar lari-larian :D





sang bendahara pusat kelakuannyaaaaa, sebenernya ini mau foto sambil tengkurap. Ampun deh -__-

sesepuh ICC :D


Setelah jam menunjukkan pukul 12.00, lekaslah ke Masjid di KRB untuk sholat dzuhhur. Setelah selesai sholat, dan memang waktu menunjukkan waktunya makan siang, kami bergegas menuju IPB Botanic Square (kalau gak salah namanya sih itu, hee) untuk searching makanan. Tapiiiii eh tapiiii pas ditengah jalan, hujan deras. Huff kehujanan deh. Jaket malah ditaruh di tas, heuh. -__-
Sesampainya di Botanic square, kami nyariiii makanan keliling mall-nya 2 kali, tapi penuh semua.Yasudah ada salah satu orang ngajakin ke J-Co. Aku sih mau-mau aja kalau dibayarin *eh* :D.
Tujuan terakhir taman IPB, tempat makannya gitu. Karena setelah muter-muter Botanic square dan gak dapat tempat makan jugaaa, pada akhirnya kami memutuskan untuk mencari makan siang di luar aja, ya di Taman IPB itu. Heuh -___- Adeuh lupa deh namanya apa, tapi tepatnya tuh di persis di dalalm gedung IPB nya, samping Botanic square.
Ini jepretan dari hapenya ka fazar...


nunggu makanan tiba :)






Paling seru ya di taman IPB itu, selesai makan kita diskusi banyak tentang masa depan ICC. Diselingi dengan diskusi sisi-sisi ikhwan dan akhwat yang patah hati ditinggal nikah , ada yang ngelakuin hal-hal yang menurut aku gimanaa gitu (kaget pas diceritainnya, lah ya ko ada real story kayak gitu, baru nemuin), tapi ini beneran real story lho! ini menurut pengakuan bendahara pusat dan ketua cabang iramana. Mereka memang tahu tentang banyak hal. Seruu banget ngobrolinnya, semua pada pasang muka serius pas diceritain.
Dan session yang terakhir, masa yaa pada ngajakin main "truth order", :D. Itu tuh yang permainannya pakai alat sejenis penunjuk arah (bisa pulpen, ujung botol atau apalah gitu), terus alat penunjuknya diputar dan yang kena sasaran wajib jawab pertanyaan secara jujur dari peserta yang lain 1 pertanyaan. kayaknya ini idenya bendahara pusat deh.zzz Ini serasa bocah banget. Lihat fotonya, padahal mereka sudah besar-besar -baca:dewasa- (kecuali aku) :p. Tapi kelakuannyaaaaaa -________-
Alhamdulillah pas penunjuk arahnya itu menuju ke sisi aku, aku gak ditanya macam-macam. Cuma sebatas tentang ICC iramana aja. hehe.. Parah banget ya, mentang-mentang udah pada 'dewasa', pertanyaan ke yang lain seputar nikah, bulan apa mau nikah, calonnya kenal dimana, lamaran, calon, kriteria calon, dll. Ini kebuka semua sisi-sisi rahasianya. :D

Okee deh terakhir pas jam 05.40 pm kita memutuskan untuk pulang. Segitu dulu yah yang bisa di share. :)

do our best!

Ditengah kesibukan kuliah, organisasi, mengajar, ahh subhanallah sekali rasanya. Satu hari pun merasa tak cukup untuk membenahi semua amanah, astaghfirullah. Akhir-akhir ini merasa "keteteran" dengan segala deadline. Tugas kampus yang semakin banyak 1 pekan menuju uas, mau mengaktifkan kembali kegiatan FPRJ (Forum Pimpinan Rohis Jakarta Selatan) yang sempat vakum beberapa bulan, program-program kerja rohis fakultas ku, membuat Laporan Pertanggungjawaban triwulan di tempat ngajar -icc iramana- (yang sebentar lagi ada evaluasi triwulan), dan masih banyak lagi yang lainnya. Ya Rabb maafkan ku yang masih sering mengeluh atas waktu yang sering ku merasa tak cukup menyelesaikan semuanya :'((

Aku butuh penyemangattt...!!!!
Butuh kata-kata itu lagi..!!

Kata-kata yang sempat dikirimkan oleh salah seorang yang sudah ku anggap kakakku sendiri lewat sms..

"Sahabatku, memilih jalan dakwah bukanlah kesalahan, kesalahan adalah ketidaksabaran dalam berjuang. Semoga berat amanah menjadi syafa'at menuju syurgaNYA. aamiin. Innallaha ma'ana"

Ketika dapet sms itu kemarin malam, rasanya ada semangat yang tumbuh di dalam diri ini. Biarlah tiap peluh keringat ini yang menjadi saksi atas perjuangan-perjuangan yang telah, sedang, dan akan aku lakukan. Lakukan yang terbaik Nurul!!
Karena mengeluh pun tak akan mengubah keadaan menjadi lebih baik..!! #IngatkanDiri

-rabu, 21 Des 2011-

mungkin

Flashback ke masa lalu. Kalau kata ustadz Salim A. Fillah, “melihat spion itu perlu, tapi sesekali saja”. Sepertinya memang ini harus diterapkan di dalam kehidupan saya deh. Mungkin….ketika dulu ku lulus SD, dan ternyata aku masuk di sekolah SMP yang tidak aku inginkan, rasanya sedih banget. Sempat nangis kejer (namanya anak kecil ya). Ternyata Allah telah mempersiapkan penggantinya, pengganti yang terindah saat itu. Pada saat kelulusan SMP, tak terpikirkan bahwa aku akan terpilih sebagai juara Umum UN pada saat itu (Nilai tertinggi se-angkatan). Lumayan dapet uang saku yang lumayan besar kalau buat anak-anak SMP pada saat itu. Sempat nangis terharu ketika diberikan ucapan selamat dari bapak, 

 “Selamat ya”
Aku, “hah? Apaan pak?”
“iya selamet dapet juara 1 UN”, bapak said.
Ahh pas mendengar ucapan selamat dari bapak, rasanya senang, haru, sampai nangiiisss. Syukur tiada tara. Sempat menemui pak Siswandi, cium tangan, mengucapkan terima kasih atas bimbingan beliau..Gak lama cium tangan, eh dipeluk sama pak Siswandi (Guru penjaskes-red) terus nangis dipelukan beliau. Beliau bilang, “Lah kok jadi juara 1 malah nangis, gimana sih, hehe”. Kangen pak Siswandi T_T
Selesai lulus-lulusan, berlanjut ke fase selanjutnya. Yaitu sekolah menengah atas, tapi pada saat itu ku putuskan untuk memilih sekolah kejuruan saja. Karena ingin langsung kerja (pikiranku saat itu-red). Dan ku putuskan pula untuk memilih jurusan akuntansi, karena merasa tertantang, katanya akuntansi itu sulit, makanya mau merasakan bagaimana susahnya dan ribetnya jadi anak akuntansi. Pilihan pertama waktu itu, SMK 8. Karena setelah browsing dan mencari informasi ke beberapa orang, smk 8 termasuk smk favorit. Ahh qodarullah, aku belum diizinkan untuk menjadi siswa di saba. Ketika melihat pengumuman di smk 8, namaku tak tertera di sana (waktu itu aku menge-cek sendirian –tanpa bapak-, ketahuan deh manjanya). Sepanjang perjalanan pulang, nahan nangis (alahhh cengeng bener deh). Pas ke smk 47, ternyata namaku tertera di sana. Ya Robb pupus harapan untuk masuk smk favorit. Lagi-lagi Allah menguji kesabaranku. Tetapii, setelah di sana, aku merasakan kenyamanan. Bertemu dengan mujahhid mujahhidah muda, yang selalu bersemangat dalam da’wah sekolah. Teman seperjuanganku ketika memegang amanah rohis di sana. Ada Julia –sekertaris keputrian-, ayu –sie dakwah keputrian-, naya, wahyu –sang ketua rohis- (yang sekarang sedang berjihad dalam berilmu di Turki (subhanallah). Kenangan bersama kalian tak akan pernah kulupakan. Tak bisa terukir lewat pena kenangan indah bersama kalian. J
Allah menghadirkan kalian semua untukku.
Berlanjut pada kelulusan SMK, setelah lulus dari SMK47, langsung memutuskan untuk kuliah. Pada saat itu, ingin rasanya masuk di perguruan tinggi negeri. Sudah ikhtiar mengikuti bimbel, ikut ujian masuk PTN, dari umb, snmptn, dan ujian mandiri. Tetapi Allah berkehendak lain. Pada saat itu masih nangis sih gak keterima di PTN (udah gedee masih aja cengeng), yahh positif thinking aja bahwa ini yang terbaik dariNya. Akhirnya ku memutuskan untuk kuliah di universitas swasta (deket kok sama Universitas Indonesia, Depok, makanya tetap berasa nuansanya kalau aku kuliah di PTN :P :D –karena kondisinya deket aja sama UI- hehe maksa). Pada awal-awal semester ingin sekali nyambi sambil mengajar di suatu bimbel untuk mengisi waktu luang, karena pasti kalian pada tahu kan kalau kuliah semester satu itu masih belum padat jadwalnya, sembari nambah-nambah uang saku untuk ditabung (karena mamaku mendidik anak-anaknya untuk membiasakan menabung sejak kecil), dan untuk mengamalkan ilmu yang sudah aku dapatkan itu alasan yang paling utama. Subhanallah bangettt, ketika ku berencana untuk mendirikan sebuah bimbel –waktu itu sekitar kuliah di semester empat-, ternyata beberapa minggu kemudian dapat sms dari seorang teman (kenal di acara “generasi excellent”, Jakarta utara pada saat smk dulu) dan dia menawarkan aku sebuah lowongan mengajar. Subahnallah, Allah mendengar do’aku, DIA merealisasikan mimpiku. Ketika ku berazzam untuk ingin mempelajari Al-Qur’an lebih dalam, sudah bertanya-tanya dengan senior tentang kapan pembukaan pendaftaran tahsin di suatu lembaga Ilmu Al-Qur’an, dan aku selalu telat mendaftar dikarenakan kurangnya informasi. Subhanallahnya lagi, ternyata tak lama kemudian SKI (LDK kampusku) mengadakan program tahsin. Dan kali ini aku tak akan berpikir dua kali untuk segera mendaftarkan diri. Allah selalu mendengar do’a hambaNya. Banyak ilmu yang kudapatkan ketika bertemu orang-orang hebat di LDK Kampusku. Penuh syukur atas takdir-NYA.
Hingga saat ini ketika ku flashback ke masa laluku, aku semakin yakin bahwa…
“Allah tidak memberikan apa yang kita inginkan, tapi Allah memberikan apa yang kita butuhkan”
“Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?” (QS. Ar-Rohman: 13)
^_^
-ahad, 18 Des 2011, 09.49 pm-

Arti sebuah perhatian

Perhatian? Siapa sih yang gak mau diperhatiin? Apalagi diperhatiin sama orang tercinta di sekitar kita. Seneng dong pastinya.. Bersyukur dong pastinya.. Ada yang mau merhatiin kita disaat memang perhatian itu kita butuhkan. Is it right? =)
Hal itu yang sekarang aku rasakan. Mau tahu diperhatiin sama siapa? Jelas dong orang yang special. They’re my beloved parents, especially for my mom. Senenngg bangett rasanya kalau lagi telat pulang kuliah, langsung disms sama mama “rul knp blm plg” atau “rul mau pulang jam brp” atau “pulang jangan mlm2” atau “rul pergi kmn, bpk marah2 tuh cptn plg”. Alhamdulillaah masih merasakan perhatian dari mama dan bapak. Senengg bangett. Karena aku yakin, tidak semua orang tua yang sebegitu perhatiannya seperti orang tuaku memperhatikan aku.
Tapi ada beberapa anak-anak (ini kejadian nyata) yang bilang ibunya cereweett banget sekalinya dimarahin atau ditanya-tanya seperti yang aku tulis diatas. Justru itu bentuk kekhawatiran mereka kepada kita, temans. Bersyukurlah, karena Allah telah mengaruniakan orang tua yang masih bisa memberikan perhatian yang maksimal kepada kita. Okeyyy. BERSYUKUR!! =)
Seperti tadi juga contohnya. Pagi tadi aku ngajar dari pagi hingga jam 13.00.  Dan dilanjutkan jam sekitar jam 14.35 aku dan teman-teman kampus mengerjakan tugas kampus yang “sedikit” banget tugasnya =D. Kami memutuskan untuk mengerjakan tugas bareng-bareng di rumahku. Saat selesai mengerjakan tugas (sebenarnya ini juga belum selesai sih hehe) sekitar jam 17.35, kami take a rest sebentar. Dan akhirnya temans-temansku memutuskan untuk cabut (baca : pulang) dari rumahku sekitar jam 18.30. Huftt ngantuk cekaliii mata ini rasanya.
Karena ngerasain ngantuk banget, akhirnya tidur-tiduran di kasur kamar, meregangkan otot-otot yang tegang sekitar 2 jam duduk di depan PC, sambil nunggu adzan isya juga. Rasanya mau dipijitin euy. Pas agak lama, ehh mama buka pintu kamar trus langsung bilang “sholat gih, trus makan abis itu tidur”. Ihh mama tahu banget kalau anaknya lagi capek berat. Ngerasa seneng gak tau kenapa pas dibilang kayak gitu. Simple tapi terasa banget perhatiannya. Itulah pentingnya sebuah perhatian. Khususnya perhatian dari orang tua itu penting bangett. Catat ya!! P.E.N.T.I.N.G B.A.N.G.E.T!!
Coba kalau perhatian itu gak ada, rasanya tuh kayaknya hambar banget. Ayoo bersyukur yang masih punya orang tua. Semua orang tua itu pada dasarnya itu pastiii selalu mengkhawatirkan anak-anaknya. Tapiii mungkin bentuk perhatiannya itu memang berbeda-beda. Gak selalu sama mengekspresikannya.
Ayoo sekarang gak boleh manja lagi. Buat yang masih tinggal bareng orang tuanya dan belum menikah (seperti saya ini-halah promosih-), coba deh sekarang mulai mandiri perlahan demi perlahan. Contoh kongkritnya adalah nyuci baju sendiri, nyetrika baju sendiri, ngepel, nyapu,  masak sendiri (untuk yang satu ini aku juga belum mampu sih =D –yaa mungkin bantu-bantu mama masak), and whatever will u do.
Bersyukur..bersyukur yang masih memiliki orang tua..
Bersyukur..bersyukur jika Allah memberikan bonus kepada kita yaitu berupa bentuk perhatian mereka kepada kita, anak-anaknya..
Yapppppp.. B.E.R.S.Y.U.K.U.R!!  =) =) =)

ahad, 11 Des 2011 -23.31-

petualangan

Ehmm..selalu sering hanya ada waktu nge-blog larut malam Jam menunjukkan pukul 23.10 WIB. Hari sudah malam, ikan bobo. :D

Kalau dibilang lelah hari ini ya lelah, kalau dibilang capek ya capek. *eh (lelah dan capek sama aja yah). Tapi jangan lupa tuk mensyukuri hari ini. Ikhtiar semaksimal mungkin agar hari ini menghasilkan "sesuatuuu" *syahroni mode : on. Hari ini cukup penuh petualangan. Petualangan mencari tempat magang. Entah sudah keberapa kalinya aku ikhtiar sampai hari ini untuk mendapatkan tempat magang yang "layak" agar bisa dijadikan bahan referensi Tugas Akhirku.

Dipikiranku hanya terfokus pada satu tujuan. -Lulus di semester enam- . Mimpi itu selalu terpatri dalam benak. Wisuda bulan Oktober tahun 2012. Ahh semua mimpi itu, tak sabar untuk bisa segera ku realisasikan. Dan itu artinya saat ini, aku harus bisa me-mapping-kan, bagaimana caranya agar aku bisa merealisasikan mimpi tersebut. Langkah awal adalah mencari tempat magang, tentunya dengan perusahaan yang sesuai dengan jurusanku, yakni akuntansi. Sampai saat ini aku telah me-apply ke beberapa perusahaan yang menurutku punya potensi yang bagus untuk dijadikan bahan referensi saat menyusun Tugas Akhir. Yaahh sekitar 4 perusahaan. Dari mulai Bank, Kantor Akuntan Publik, de el el. Tapi sampai detik ini tak ada satupun perusahaan yang meng-konfirmasi bahwa aku akan diterima sebagai peserta magang diperusahaan itu. Padahal waktu pelaksanaan magang yang aku ajukan hampir mendekati bulanny, Februari. Ya Allah.. ishbir Nurul.

Dan yang paling melelahkan hari ini. Aku mengajukan magang ke salah satu perusahaan telekomunikasi ternama di daerah Rasuna Said, Jakarta. Malam sebelum berangkat untuk mengajukan lamaran, aku sudah menyiapkan seluruh berkas-berkas yang diperlukan. Pas foto, surat rekomendasi kampus, daftar riwayat hidup, de el el. Inimah kayak mau ngelamar kerja beneran ya :D. Hari ini, siang, aku bersama yang lain, Novi dan Rizki menuju tekape. Yeay naik transjakarta lagi setelah sekian lama vakum ngangkot, karena udah ada pacar yang siap nganter kemana aja (baca:motor). Maunya sih ke sana naik motor, tapi apa daya mereka berdua belum punya SIM. Jadi yang paling muda ngalah ajadeh sama yang lebih tua. (maaf ya Novi dan Rizki dibilang lebih tua, tapi itu emang kenyataannya sih :D ).

Perjalanan dilanjutkan dengan ngangkot bus transjakarta. Mengenaskan kondisi bus-nya. Udah rusak sana sini. Heran ya, kurang perawatan banget sih. AC-nya banyak yang bocor, kasihan banget deh bus udah kurang layak pakai tapi masih tetap maksa untuk dipakai. So, akibatnya pengguna kurang nyaman selama perjalanan. Ayo dong pemerintah, jangan kerjanya rapat mulu tapi gak ada hasilnya. Kontribusi nyata dong bapak-bapak dan ibu-ibu pejabat. Kayaknya mereka harus merasakan langsung bagaimana kalau mereka ngangkot di bus yang kondisinya seperti itu. Ahh mengenaskan sekali. -_-*

halah jadi mengkritik deh, afwan-afwan. Ok back to topic. Selama perjalanan terasa ngantuk banget. Mau tidur tapi posisinya gak nyaman. Yasudahlah akhirnya memutuskan untuk tidak tidur, dan selama perjalanpun diisi dengan obrolan-obrolan ringan para mahasiswa/i ini. (ciehhhh). Wahh udah sampai kantornya langsung deh ketemu sama satpam-satpam yang jaga kantornya. Orangnya baik, tapi sayang lupa minta nama sama nomer hapenya :D (becanda). Setelah mendengarkan instruksi satpamnya, kami langsung menuju tempat yang diinstruksikan tadi. Yapp tentunya bagian HRD. Ahh kali ini memang belum rezeki kami, kesempatan magang di tempat itupun sudah tak ada, alias sudah penuhhh. Akhirya kami keluar kantornya dengan pupus harapan. Zzz Berfikir berfikirr kerasss mau nyari kemana lagi nih.

Ahaaaaaa tringgggg dekat kantor itu kan ada kantor asuransi yang sudah melakukan kerja sama dengan kampus kami. Yaksss setelah berdiskusi panjang kali lebar kali tinggi, akhirnyaaaaa kami memutuskan untuk silaturrahim ke kantor asuransi itu (baca:konfirmasi magang). Alhamdulillah ternyata di kantor itu nerima mahasiswa untuk magang. Secercah harapan muncul.

"Ehh tapi yaa ini kan perusahaan asuransi, dan kita jurusan akuntansi. Agak sedikit nyambung sih, tapi kayaknya nyari literaturnya agak sulit. Bahan referensinya masih sedikit." Sedikit perbincangan kami bertiga saat setelah selesai nanya-nanya sama bagian HRD-nya. Hehehe yasudah kami bertiga memutuskan untuk tidak magang disitu. Dikarenakan faktor kurang ketepatan antara jurusan dan background perusahaannya. Ahh sudahlah kita memutuskan untuk pulang.

Hari ini penuh dengan pelatihan kesabaran. Memaksimalkan ikhtiar namun harus bisa bersabar. Semangat yuk untuk kita. Aku, Novi dan Rizki. Lihat sahabat..mimpi kita itu kini kian mendekat. Dan kita kan bersama meraihnya. Lihattt..lihattt..JCC menunggu kitaaa tahun depann!!! Bersama meraih mimpi di sanaa!!! -Semoga IA meridhoi mimpi kita tersebut sahabat- ^_^

kamis, 08 Des 2011

Refleksi Diri


Ketika semua terasa membebani..itu sifat duniawi..
Ketika lelah menghampiri..hanya Allah yang senantiasa menjadi penyemangat diri..
Ketika keistiqomahan diuji..Hanya teman sejati yang selalu ada untuk setia menasehati..

Yaapp kupikir memang dikala hati gundah nan resah (bahasa Ustadz Salim A. Fillah), hanya Allah lah yang pantas untuk dijadikan pijakan.. Tempat curhat yang paling setia.. 24 jam nonstop selalu ada untuk kita.. Patutlah kita bersyukur atas apa yang telah diberikan-NYA kepada kita hingga saat ini..

Flashback beberapa tahun lalu hingga saat ini, banyak sekali nikmat yang telah diberikan DIA kepadaku. Lalu pantaskah aku mengeluh ketika salah satu nikmat dicabut? TIDAK!! Ketika nikmat sehatku dicabut, kadangkala aku suka mengeluh –Maafkan aku Ya Rabb-. Padahal Allah berhak atas itu semua, Allah berhak mencabut nikmat-nikmatNYA terhadap kita. Namun sekarang ku belajar, belajar untuk bisa mensyukuri nikmatNYA. Tak hanya lewat lisan. Tapi lewat NIAT amal NYATA. Ini sebuah proses pembelajaran. Sebelum nikmat dicabut, sebelum ajal menjemput, bersyukur itu patut.

Terima kasih ya Rabb atas anugerah sahabat-sahabat yang baik, yang selalu mengingatkanku ketika ku lupa. Yang selalu ada ketika ku butuh. Yang selalu menjadi penyemangat ibadah ketika futur menghampiriku. Terima kasih juga atas anugerah adik-adik di kampus, yang selalu bertanya tentang Islam. Mungkin jikalau mereka tak bertanya, maka pengetahuanku tentang Islam tak akan bertambah. Terima kasih untuk anugerah kakak-kakak mentor di smk ku. Ketika ku bingung atas suatu permasalahan fiqh atau yang lainnya, ada mereka tempat bertanya. Ahh subhanallah sekali Yaa Rabb semua nikmat-nikmat yang telah KAU berikan hingga saat ini. Memang benar suatu perkataan..”Allah tidak meberikan apa yang kita inginkan, tapi Allah memberikan apa yang kita butuhkan..”

-NF- 06 Dec 2011

judulnya?

entahlah .. mungkin malam ini sedang agak ababil (abege labil). Iya dong masih abege, umur saya kan masih belasan tahun. -_-. Ababil, karena perasaan malam ini sedang tak menentu. Banyak sekelebat pikiran yang agak mengganggu konsentrasi. Padahal harus mencari artikel tentang shaum untuk di share sama adik-adik DSL di smkn 47 besok. Tapi sampai pukul 09.30 pm saat ini apa yang sudah saya dapatkan? apa sudah dapat artikelnya dan membacanya dengan fokus? NOTHING!!!

u know why? yap..pikiran sedang tidak fokus. Itu intinya. (yaiyalah daritadi ngomongin gak fokus terus). Saya merasa agak ada yang mengganjal hati. Dari 3 hari yang lalu memimpikan seseorang, saya lupa alurnya. Tapiii anehnya ya, dimimpi itu tertera namanya dengan agak samar-samar. Yang saya ingat itu beberapa huruf yang ada di namanya saja. Hurufnya yaitu K, S, dan, M. kalo digabung jadi KSM ? itumah nama salah satu UKM di kampus saya, Kelompok Studi Mahasiswa. :D Tapi inikan nama orang, laki-laki. Dan yang tambah mengganjal hati saya lagi, keesokan harinya saya mimpi lagi yang tanpa sengaja (ya iyalah tanpa sengaja, mana ada mimpi yang disengaja, hehe) dimimpi saya itu tergambarkanlah sosok seorang laki-laki (lagi-lagi saya lupa alur ceritanya) yang ini benar-benar tak disengaja adalah bernama si huruf yang sudah saya sebutkan diatas. Saya kenal orangnya, kenal cukup baik. Tapi maksud mimpi ini teh naooonn? helehhhh-helehhh subhanallah masih penasaran pisannnn ieuh.

ahh kalo dipikirkan mah tak ada habisnya, betul? Saya mah ambil positifnya aja mungkin ya. Itu cuma bunga tidur saja. Istilahnya kan kalau bunga tidur, bunga itu hanya menghiasi. Jadi bunga tidur means penghias tidur-tidur saya yang panjanggg (maksa bangettt). Tapi merasakan hal yang aneh saja kitu. Kok ya bisa-bisanya kebetulan mimpi itu nyambung episodenya dihari berikutnya (ciehhh, "episode", kayak disinetron-sinetron aja) :D.


Ehm..wallahu a'lam arti sebuah mimpi yang telah saya alami beberapa hari lalu. Yang pasti, saya yakin. Sangat yakin. Bahwa orang itu (entah ia siapa, siapapun orangnya) akan datang pada saat yang tepat. Saat semua telah siap untuk dipertemukan oleh-NYA. TakdirNYA pasti akan sangat indah. Percaya? Harus!!

Ini sebenernya lagi ngomongin apasih? ealahh benar-benar sangat ababil banget ya malam ini. Entahlah, perasaan saat ini sedang tak menentu. Okee mungkin sesi curhatnya disudahi dulu. Karena sekarang sudah semakin malam dan sekarang juga harus nyari artikel tentang shaum. Yuk semangat thollabul 'ilmi!!! ^_^

kini rindu itu telah terobati


Subhanalloh walhamdulillaah atas hari kemarin.. Hari yang sangat menyenangkan. Semua rindu telah terobati. J
Kenapa sih saya bilang seperti itu? Karena kemarin habis ketemu sama zambul (azzam mbul). Subhanalloh sudah beberapa bulan gak ketemu sama si mbul kuhhh, rasanya kangeeennnn jiddan. :D
Kemarin juga sekaligus hari terakhir uts, bener-bener uts terakhir kalinya. Aamiin. Hihihi. Penuh harap banget inimah buat lulus tahun depan, Insya Allah. J Sekedar sharing, kemarin memang hari terakhir uts dan diakhiri dengan mata kuliah yang gimanaa gitu. Buat uts gak ada kisi-kisinya sama sekali. Dosennya Cuma bilang, “Yaaaa soal-soalnya paling saya keluarin contoh-contoh doang”. Yapss pas malem sebelum uts mata kuliah itu, sebut saja mata kuliah Akuntansi Pemerintahan dan Sektor Publik, jujur saja saya bingung banget mau belajar apa. Udah buka buku catatan, tapi habis itu ditutup lagi. Cuma baca hanyaaa sekilasss. Ehm.. saking bingungnya sampai seperti itu ya efeknya. Ckckckck.
Pas besokannya entahlah itu apa yang tertulis dilembar jawabannya, ngarang bebas sebebas-bebasnya. Hehehe. Selesai uts sekitar jam 12.40, sayapun pergi menuju kantin bersama ka Mutia (angkatan 2007) dan Novi (teman sekelas saya). Gak tau kenapa kok kalau saya makan itu lamaa banget ya. Kebetulan memang hari kamis itu saya sudah aja janji sama seluruh jajaran akhwat rohis LDF kampus saya untuk bersih-bersih jam 14.00 ya bersihin ruang keputrian yang sudah lama terabaikan. Kasian banget yah ruangannya gak pernah diurus. -__-. Dan sayapun langsung berinisiatif pokoknya gimana caranya itu ruangan harus bersih pekan depan, soalnya mau dipakai untuk keputrian. Lalu muncullah sebuah ide ngumpulin anak-anak jajaran akhwat untuk bantu saya ngebersihin ruangannya. Gak lama kemudian sekitar jam 1 siang lewat dikit, ada sebuah sms masuk. Saya baca dengan seksama, yakkk ternyata Belinda, Akhwat 2011. “Ini pasti mau ngomongin bersih-bersih keput”, batin saya. Ternyata benar! Isi smsnya begini, “kak, kakak dimana sekarang? Nanti jangan jam 2 kak kelamaan, pada nunggunya lama kasian :D”. Akhirnya saya langsung buru-buru nyelesain makan yang belum kelar. Selesai makan, ka Mutia izin pulang lebih dulu karena kan dia bukan anggota rohis, hehe.
Jadi waktu itu saya berdua sama Novi pergi menuju ruang keputrian. Pas mau menuju ke sana, eh ketemu sama akhwat rohis yang lain. Alhamdulillah bisa barengan J. Pas di jalan keingetan kalau di ruang keputrian gak ada karpet, karena karpetnya ditaruh di ruang rohis. Akhirnya saya meminta tolong lewat sms kepada salah satu ikhwan untuk bawa karpet yang berat itu ke ruang keputrian, ruang keputrian letaknya di lantai 4. Tapi sobatt tahu apa yang terjadi? Balasan sms-nya nihill. Yaa mungkin dia lagi pada uts kali ya (tetep berkhusnudzon).  Yaudah akhirnya kami memutuskan untuk menggotong karpet itu bareng-bareng, cuma bertiga. Langsunglah kita menuju ruang rohis untuk ngambil karpetnya itu. Terasa banget pegelnya bawa itu karpet, kebayang dong dari lantai 1 ke lantai 4 bawa-bawa karpet bertigaan aja? Kebetulan memang lift fakultas lagi rusak, jadi gak bisa dipakai.Pas sudah sampai di lantai 4, kita bertiga langsung tepar abis. Nyari-nyari air mineral karena dehidrasi setelah perjalanan panjang yang melelahkan. (lebay). Mana jadi gak enak jadi pusat perhatian adik-adik 2011 yang sudah sampai ruangan keput lebih dulu. Tapi muka tembok ajalah ya. Ini kan tugas mulia, (ciee).
Setelah itu kami bersama-sama langsung mengumpulkan seluruh tenaga dan amunisi-amunisi yang dibutuhkan selama bersih-bersih itu. Ya ampun subhanalloh speechless banget ngeliat semangat mereka bersiih-bersihnya. (uhibbukum fillah lah pokoknya, aku sayang kalian...). Selesai bersih-bersih sekitar jam 17.30, saya langsung mengumpulkan mereka untuk membicarakan amanah mereka serta jobdesc selama bulan November ini. Merekapun dengan senang hati menerimanya dan siap melaksanakan amanah sesuai jobdesc dan tanpa ada paksaan dari saya pribadi. Subhanalloh .. aku makin cinta kalian adik-adikkuhh.. :’) Sekitar 15 menit saya membicarakan proker terdekat keputrian, kita siap-siap berangkat untuk go home. Sebelum pulang, saya sempatkan lihat hp saya sejenak. Kaget dapet sms dari mama. Mama bilang di sms, “rul ni azzam udah dateng cepetan pulang”. Pas lihat detail waktunya, terkirim jam 16.29. jiahh itu kan 1 jam yang lalu L. Dari seneng jadi sedih. Batin saya bilang kalau Azzam jangan pulang dulu. Wahh langsung saya buru-buru menuju rumah, di jalan juga ngebut banget ngendarain motornya. Alhamdulillah gak kenapa-kenapa :D.
Sampai rumah sekitar jam 6 kurang dikit, eh langsung ngelihat azzam mbul kuhh. Ahhh kangennn bangetttt akunya sama kamu boboho ku. Pas lihat dia langsung saya gendong, saya peluk, saya cium. Hahah ini kasian banget anak orang. Dia itu anak sepupu saya, lucuuu banget, pipinya mbul, badannya mbul juga, gak bisa diem, baru bisa jalan, jadi kalau lagi jalan itu lucu bangettt >_<. Ehh pas udah didalam pelukan saya mbul kuhh, saya langsung bawa dia ke kamar saya! Sobat tau apa yang saya lakukan? Saya langsung taruh dia di kasur saya, sayanya ganti jilbab, trus saya gendong lagi deh. Saya cubit-cubitin pipinya ya ampunn. (Ini efek gak ketemu hampir 2 bulan). Dekk kamu itu kenapa lucu banget sihhhh. Bikin kangenn deh. Saya ajak main dia sampai dia pulang loh. Anteng banget kalau lagi sama saya. Subhanalloh. Pengen punya anak kayak Azzam mbul ahh. (Lahh nikah aja belum inimah) ckckck :P :D J.
Ini dia nih sebagian foto-foto mbul kuhh yang ngegemesiiinn....

lagi disuapin ice klimmm sama sya'diah

ice klimm nya belepotan di pipinya, tambah unyu kamu de *peluk cium

lagi dirumah main sama kucing

moment lebaran, lagi dipangkuan saya loh. hehe

ini dirumah saya lagi ngeliat kucing histeris banget


ini juga serius banget sih dee liat baby kucingnya :*
 
Ini foto dibawah dia lagi main di kamar saya kemarin, main sama jeruk (jeruk beneran). Jeruknya dilempar-lempar sama ditendang-tendang sampai tak terbentuk. Itu jeruk kali dee bukan bolaaa.  -__-"







 
 Kalau foto yang terakhir itu lagi dikasih gantungan, yang kalau dipencet bunyi suara kucing. Dia mah ekspresi mencet gantungannya lucu banget, Ya Allah gemes banget sama Azzam ..Miss you (lagi) azzam mbul ku..Semoga bisa ketemu azzam lagi besok.. Yeay! :D

kampung baru, pengalaman baru..!! (part 2)


Assalaamu’alaikum ..


Sobatt.. malam ini malam idul adha ya.. Gema takbir sedang berkumandang loh di mushollah dekat rumah ku.. Alhamdulillah yah. Sesuatuu bangettt.. (gaya Syahrini :p ). Jarang banget saya punya waktu buat ngeblog begini nih. Sesuatu yang sangat langka, beneran deh. Biasanya saya pergi pagi, pulang maghrib. Kuliah, ngajar, organisasi, dan masih banyak lagi. Sampai rumah sudah lelahhh banget. Pergi macet, apalagi pulangnya, lebih macettt. Kadang stress juga dengan keadaan Jakarta yang semakin lama semakin gak terkontrol gini ruang tata kotanya. Mungkin kurang perhatian juga sih ya dari pemerintahnya. Semakin banyak gedung-gedung bertingkat yang gak meaning banget buat kalangan ekonomi menengah kebawah seperti keluarga saya ini. Ckckck (ngomong apasihhhh cobaa :D )

Oke sekarang saya ingin berbagi cerita lagi mengenai Kampung baru, pengalaman baru ..!! (part 2). Lets read n enjoy the story :D


Kemarin sudah sampai mana yah ceritanya? *mikir sambil garuk-garuk kepala* >_<”


Hoiyaaa sudah sampai ke pembicaraan ngaco tentang pilot yah.. Baiklah kita lanjut yukk ceritanya.. Saat diperjalanan menuju Magetan memang banyakk terjadi pembicaraan dengan kakak saya mengenai banyakk hal. Setelah kira-kira pukul 09.15 pesawat sudah sampai di Bandara adi Soemarmo, Solo. Salah gak ya menulis nama bandaranya? Ahh pokoknya bandara yang ada di Solo sana deh. Hee. Yakk lanjuttt. “Alhamdulillah udah sampe dengan selamat”, batin saya.


Setelah selesai mengemaskan barang-barang yang dititipkan di bagasi pesawat, sekarang waktunya untuk menunggu mobil jemputan yang disewa sama ka Adin. Selang sekitar yaahh 5 menitan lah ya, mobilnya datang!! Ada 3 mobil yang disewa untuk mengangkut kami dan barang-barang bawaan kami yang banyak banget. Ada baju, perlengkapan mandi, perlengkapan sholat, perlengkapan buat seserahan. Nahh justru yang banyak itu barang-barang seserahannya. Ada berapa dus gitu. Ya ampun sampai-sampai pas di bandara Soetta kami dicegattttt sama satpam sana karena barang-barang yang kami bawa seharusnya ditaruh dibagasi pesawat. Tapi kami tetep kekeuh untuk gak mau di taruh di bagasi pesawat. Yaiyalah wong isinya buah-buahan. Coba kalau seandainya ditaruh di bagasi, dilempar sana-sini sembarangan sama petugasnya, kami yang repot -___-“. Balik lagi ke story-nya. :p


Pas lihat ada 3 mobil, udah tenang deh. Ini berarti gak desak-desakkan di mobil. Hee. Dan setelah itu supirpun keluar dari mobil. Pas ngelihatnyaa, yaks!! Semuanya pada pakai gamis, jenggotan, celana diatas matakaki, berpeci. Jarang-jarang nih ada supir yang kayak begini ini. Kayak mau ke Masjid, hehehe. Tapi tidak masalah lah ya, kan mengikuti sunnah Rasulullah itu berpahala, Insya Allah. J Setelah itu saya menunggu bapak selesai taruh barang di bagasi mobil. Setelah bapak selesai meanruh semua barang-barang, saya bertanya sama bapak, “Pak, bapak naik mobil yang mana? Nurul mau bareng sama bapak aja ah”. “Yaa udah naik aja gih mau di mobil yang mana,ntar bapak ngikut”, jawab bapak saya. Maklum ya sobatt, saya masih manja. Apa-apa maunya sama mama atau gak sama bapak :D


Nah kita bergegas menuju Magetan sekarang. Lama perjalanan sekitar 3,5 jam, lebih lama pegi ke Solo-Magetan, daripada Jakarta-Solo yakkss. Ckckckck. Cuacanya itu ternyata disana lebih panas daripada di Jakarta. You’ve to be there, feel it!! J Alhamdulillah setelah lama diperjalanan yang muter-muter bikin pusing itu, kami tiba di Magetan. Sekitar jam 13.30 lah kami sampai tempat tujuan, Magetan. Kita diberikan tempat penginapan yang lumayan nyaman. Ruang tamu luas, 2 kamar, dapur, dan kamar mandi. Subhanallah ini benar-benar pengalaman yang pertamaaa kalinya seumur hidup (ciehh lebay). Dapurnya masih yang kayak di tv itu, acara “jika aku menjadi”, kompor yang pakai kayu bakar dan batu, kamar mandinya pun tingginya itu cuma setengah badan aja, dan penutupnya pakai kain yang akan terbang-terbangan kalau ada angin berhembus. Kebayangkan kayak gimana bentuknya. Pas bapak yang punya rumah ngasih tahu kalau mau ini disini, kalau mau itu disitu, de el el. Nah pas yang terakhir, beliau ngajak saya, ka Ima, Cing Ateh ke belakang rumah, letaknya setelah kandang sapi. He said, “Nih kalo mau setoran disini”,(sambil senyum dan nunjuk tempat yang dimaksud). Ehmm bener-bener alamiah ya, tempat bertutupkan kayu dan kain yang tingginya gak sampai sebetis kaki,zzz. Airnya disedian di ember kecil. Pas dikasih tahu, saya bertiga mesem-mesem aja. Mikir-mikir lagi untuk “setoran” disitu kayaknya. Hehehe. Soalnya ngeri juga yaa kalau tempatnya terbuka seperti itu. L


Setelah melepas lelah, pas jam 14.25 terdengar suara adzan. Jiahh ini kok jam segini sudah adzan? Ini adzan ashar atau zhuhur? -__-“. Ternyata setelah nanya sama bapak yang punya rumah, ini adzan zhuhur. Lho kok adzannya pas jam segitu? Sore banget kan? Begini teman-teman, jadiii menurut penuturan beliau (bapak yang punya rumah), soalnya semuanya nge’ladang’ duluu, jadi kalau mau adzan ya harus nunggu pada pulang dari ngeladang sawah dulu. Tapi ya itu sudah sore banget kan ya. -___-“.


Yaa pokoknya seperti itulah story-nya. Menjelang sore hari kami bergegas untuk mandi. Apa yang ada dipikiran saya saat itu? “nanti kalo mandi disitu ada yang ngintip gak ya?”, “trus kainnya itu nanti terbang-terbangan gak ya?”, “Atau izin mandi di rumah calon kk ipar saya aja kali ya?”. Kebetulan posisi rumahnya berhadapan antara rumah yang ditempati kami dengan rumah kk ipar saya. Setelah terjadi perdebatan yang cukup panjang dengan ka Ima, akhirnya kami berdua memutuskan untuk izin mandi dirumah kk ipar. :D Kamar mandi disana tertutup bangunannya, ya gak ngeri lah ya kalau mandi disitu, hee. Sambil malu-malu tapi mau, kami ketemu sama ibunya kk ipar saya, “ibu, numpang mandi di sini ya bu,hehe”, I said. Trus ibunya jawab, “iya-iya silahkan gak apa-apa mandi aja di sini”. Alhamdulillah yahh sesuatu banget bisa mandi disitu :P


Setelah selesai mandi, ngasooo dulu di tempat tumpangan kami. (ciehhh bahasanya tumpangan, emangnya nasi “nasi tumpangan”, eh itu “nasi tumpeng” ya :D ). Menjelang malamnya, udara tambah dingin, angin berhembus sangat kencangggg. Wushh Wishh Wesshh.. *suara anginnya.(ini apadah, hehe).  Siang panas banget, malam dingin banget, entahlah tiap daerah memang beda-beda ya cuacanya. Pas sore-sorenya tadi itu, ibunya ka Kila (nama kk ipar saya) nitip pesan, “Ini main-main ke rumah, Kila nya mau ketemu sama adik-adiknya Adin”. Ciehhh jadi serasa gimanaaa gitu yaa ada yang pengen ketemu. Ckckck. Dan kami memutuskan untuk bersilaturrahim ke rumahnya ba’da isya. Jam sudah menunjukkan pukul 20.05, kami (saya, ka Ima, Cing Ateh, Cang Ratmah, Cing Ikoh) langsung capcus ke rumah kk ipar sesuai dengan yang sudah diamanahkan. Pas sampai sana, kami ngomong panjang kali lebar kali tinggi bagi dua. Lahh ini mau ngebahas matematika atau mau cerita deh. Ckck. Kalau ngomong matematika jadi inget apaa gitu ya. :p Udah-udah ya belajar matematikanya, kita back to topic again. Huff kk ipar saya orangnya pendiamm banget. Kalau lagi ditanya jawabnya Cuma “ya”, “gak”, dan ketawa senyam-senyum. Zzz. Karakter orang memang beda-beda (yaiyalah).


Pas jam menunjukkan pukul 21.00, kami memutuskan untuk izin balik lagi ke gubuk kami (cieee gubuk). Lelah sangat hari ini, besok akad nikah akan diselenggarakan. Berarti malam itu juga harus tidur lebih awal. Gak mau tahu gimana caranya biar cepet tidurnya. Tapi sempet bingung sih mau tidur di mana. Dan ka Ima pun menunjuk salah satu kamar tidur yang ada dipojokkan rumah itu, “tuh kita tidur di situ aja”. “Yaudah ayoo, tapi ambil autan dulu gidah,banyak nyamuk soalnya”, jawab saya. Setelah rapi semuanya (ealah ini ngapain tidur aja pake rapi-rapi segala), barulah kami ambil posisi wenakk. Tempat tidurnya masih pakai bamboo buat penyangganya dan dihiaskan dengan kelambu warna pink, romantiss bangettt. :P .Tinggal menunggu esok hari, hari penantian, akad nikah. Zzz

--       kita sudahi dulu yah ceritanya. Ternyata satu jam ngetik di depan komputer itu sedikit capek yah. Hoho. Eh tapi pada penasaran kan gimana sih prosesi akad nikah dan walimah yang berlangsung di sana? Kalau gak penasaran yaudah sih gak maksa :D (becanda). Ikuti terus yah kelanjutannya di “kampung baru, pengalaman baru!! (part 3)”.  ^_^


ini sebagian pemandangan di sana

ini jalan menuju sungai letaknya dekat rumah kk ipar saya :)

kampung baru, pengalaman baru..!! (part 1)

Assalaamu'alaikum..

waduhhh sudah lama rasanya tidak menulis dan mengunjungi blog saya ini, dikarenakan banyak aktifitas yang dilakukan beberapa minggu terakhir. Dan alhamdulillah hari ini bisa menyempatkan diri untuk mulai menulis lagi. Hihi : )

Sebenarnya kejadian ini tertanggal 27-29 September 2011 kemarin. Karena kondisinya tidak memungkinkan untuk menulis, jadi yaa tidak bisa dipaksakan. Yaa..hari itu, tanggal 27 September 2011. Saya, bapak, ka Ima, ka Adin, dan encing-encing yang lain (paman dan bibi), memutuskan untuk pergi ke Magetan. Untuk apaaaa ya pergi ke sana? Hehe.. Yaa untuk melangsingkan akad nikah dan Walimatul 'urs nya kk laki-laki saya, ka Adin. Waktu itu sih kita berangkat dari rumah jam 04.00 pagi. Bayangin coba jam 04.00 pagi!!! Dan kalian tau saya tidur jam berapa 26 September malamnya?? Saya tidur jam 02.00 pagi. Kebayang kan bagaimana ngantuknya dan berat banget mata ini untuk membuka mata dipagi itu untuk siap-siap berangkat. :(((

Saya bangun jam 04.00 kurang berapa meniiittt gitu. Hihihi untungnya tidak ditinggal. huftt. Mandi dan rapi-rapi. Mana packing belum semuanya lagi. huahhh benar-benar pagi itu semuanya serba terburu-buru. Setelah semuanya siap, ka Ima berbisik lirih mendekat ke telinga saya, "Udah izin sama mama belum?". "Belum, mama di mana?", jawab saya. Dia bilang, "Tuh di kamar". Beranjaklah saya ke kamar untuk minta do'a dan izin dari mama agar semuanya berjalan lancar dan selamat sampai tujuan.Yaa mama hanya bisa terbaring di tempat tidur dan tidak bisa ikut bersama kami. Karena mama hari ahad sakit yang menyebabkan mama tidak bisa berjalan. Ke kamar mandi saja harus digendong sama bapak atau ka Adin. Kata dokter sih ada urat syaraf di kaki yang terjepit.Sedih banget mama tidak bisa ikut diacara yang sakral itu. :(((
Saya pesan ke mama sambil cium tangan mama, "Ma, do'ain yaa" (sambil sesegukan meneteskan air mata). Bukan meneteskan sih, tapi itu air mata sudah deras banget kali yaa sampe di mobil aja masih nangis. Mama bilang, "Iya mama do'ain" (sambil nangis dan meluk saya). "Mama makan yang bener, diminum obatnya jangan lupa, jangan bandel", pesan saya. Mama jawab, "Iyaa"(sambil terus nangis). (ahh tuh kan saya sekarang jadi nangis lagi deh kalau ingat kejadian itu). T_T

Mama dijaga sama sya'diah di rumah, dan sama cing iyo juga. Tidak tega rasanya ninggalin mama sendirian, tapi ya mau bagaimana lagi. Kalau semuanya tidak ikut, lalu gimana dengan ka Adin dan keluarga di Magetan? Tiket pesawat juga sudah dibooking dari sebulan yang lalu. Tiket mama sama Sya'diah saja sudah dicancel. Pengembalian uangnya hanya 20% dari total uang yang telah dibayarkan. hemhh yasudah namanya sakit siapa yang tahu kapan datangnya. :))

Setelah semuanya siap, akhirnya mobil jemputan kami tiba di depan gerbang rumah. Semua barang yang telah di packing langsung di masukkan ke dalam mobil. Bismillaah berangkattt.
Ditengah-tengah perjalanan menuju Bandara Soekarno-Hatta, adzan shubuh berkumandang. "kayaknya bandara masih jauh deh, masih sempet sholat gak ya", batinku. Tapi alhamdulillah sekitar jam 05.00 kami tiba di bandara Soeta dengan selamat. Langsung deh ngeluarin barang-barang yang ada di mobil tadi. Cekkk cekk ada barang yang ketinggalan gak di mobil. ehmm pas semua barang telah siap, akhirnya kami memutuskan ka Adin biarin nunggu barang dulu dan kami (ka Ima, bapak, cing mama') bergegas mencari mushollah terdekat untuk menunaikan sholat shubuh. Setelah semua udah selesai sholat, ternyata harus nunggu ncing-ncing yang lain. (ini kita bawa masyarakat banyak banget ya). hehe. Yaa sekitar 7 orang lagi yang harus kita tunggu. Gak lama nunggu, eh mereka semua udah dateng. Langsung deh jalan menuju ke bagian check-in. Alhamdulillah setelah check-in kami tinggal nunggu pesawatnya aja deh.

Jadwal datangnya jam 07.40. Sekitar 1 jam lagi saya harus nunggu. Bosennnnn pisan. Pas sudah satu jam, akhirnya pesawat saya datang juga. Langsung menuju pesawat dan ambil posisi tempat duduk yang nyaman. Bismillah. Roda pesawat sedikit demi sedikit berputar. (ciee apa banget deh,hehe). Nah iseng-iseng di tengah-tengah perjalanan, terjadilah percakapan antara saya dan kk saya :
Saya : "Keren kali ya kalau punya suami pilot, hehe"

kk saya : "Yaahh dodolll, gak enak lah. Gw sih gak mau"

Saya : "Eh iya deng iya ga mau, soalnya nanti di tinggal pergi mulu. Tapi kan keren aja gitu. haha"

kk saya : "Ya iya gw juga gak mau di tinggal2 gitu"

Yaa suatu pembicaraan yang amat sangat ngaco. :D

ini dulu yahh yang bisa dishare. Mudah-mudahan bermanfaat. Kalau tidak bermanfaat, ya manfaatkan lah. Maksa yaa. :D

Labbaik...Yuk Sambut Panggilan Selagi Luang

Rumah petak itu kecil, kurang lebih ukuran tiga kali enam persegi. Terletak di dekat kantor, dihuni oleh pasangan muda yang belum memiliki putra, Mas Heru dan Mbak Ida. Rumah petak yang sangat sederhana, dan pada waktu musim hujan sering terkena banjir.
Tapi hari itu, rumah mbak Ida cukup sesak dipenuhi tamu para ibu muda. Ada apakah gerangan? Rupanya mbak Ida mengadakan pengajian sederhana, walimatus safar, terkait dengan rencana keberangkatannya untuk berhaji ke tanah suci dengan suaminya. Aku termasuk salah satu diantara tamu yang hadir. Sebagai sahabat juga adik angkatan, aku memutuskan untuk pulang belakangan. Hingga akhirnya tinggallah mbak Ida dan aku saja.
Sambil membereskan ruangan usai pengajian, kutanya mbak Ida, “Mbak, nabungnya mulai kapan sih? Kok bisa berangkat tahun ini sama Mas Heru? Ngajak ibu di kampung pula”.
“Sejak awal nikah Ning. Memang harus diniatkan begitu, dicicil sedikit-sedikit dan berazzam semoga bisa berhaji saat umur belum terlalu tua. Kenapa Ning?”
“He. Enggak. Aku kagum aja. Habis mbak kan masih tinggal di rumah petak begini, ngontrak pula. Sering kebanjiran juga. Gak punya motor, apalagi mobil. Eh tahu-tahu aku denger kabar mau berangkat haji, kan kaget,” jawabku terus terang.
Dia tersenyum, lalu menjelaskan, “Ya gimana ya? Ini sudah cita-citaku dan mas Heru sejak awal. Meski kami belum punya rumah, pokoknya diusahakan rukun Islam kelima itu sah dulu. Mumpung kami masih kuat, masih ada umur. Memang sih, tetangga-tetangga sini juga pada heran kok Ning, tapi akhirnya mereka maklum”.
Subhanallah, aku terharu mendengarnya. Seolah ini membalikkan paradigma awalku bahwa pemenuhan kebutuhan primer itu (pangan,sandang, papan), untuk papan ya harus memiliki rumah, baru dikategorikan mampu berhaji. Ah, ternyata tidak harus begitu ya? Menyediakan rumah petak untuk kontrakan pun, sudah termasuk pemenuhan kebutuhan papan. Duh, salah dong pola pikirku selama ini.
“Terus, cara nabungnya gimana mbak? Seadanya duit gitu?” tanyaku lebih lanjut, makin tertarik untuk meniru. Siapa tahu ...
“Wah, ya jangan seadanya duit Ning, entar gak pernah diisi lagi tabungannya. Harus direncanakan, kayak orang kredit barang itu lho, pakai tabungan berjangka. Biar ketahuan juga kan, kalau nabungnya misal tiga ratus ribu sebulan, berarti sekian tahun lagi insya Allah cukup untuk biaya haji,” urai mbak Ida.
“Terus, target tabungan bulanan itu berhasil ditepati terus, mbak?” kejarku, makin penasaran.
“Iya, Alhamdulillah. Memang sih ada yang harus dikorbankan. Menyederhanakan menu makanan sehari-hari, misalnya. Ibaratnya, gakpapa lah tiap hari kami makan tempe asal bisa segera berhaji. Kan gak ada sejarahnya juga orang yang mati gara-gara kebanyakan makan tempe. He,” kata mbak Ida bercanda.
Haha jadi ingat suamiku yang juga sangat hobi makan tempe :D
“Terus apa lagi mbak?”
“Intinya, mesti agak ‘merem’ dengan kebutuhan yang lain, kecuali sangat perlu. Baju-baju, jilbab, gak usahlah koleksi banyak-banyak. Pergi-pergi jauh juga dipilih benar. Motor? Lah kantor suami kita kan dekat, ibaratnya kepleset juga nyampek. Belum perlu beli lah,” urainya lagi.
Duh duh, hebat benar ya mereka. Aku sungguh salut! Tentu sangat berbahagia jika bisa berhaji selagi muda dan kuat. Melaksanakan kewajiban kita yang kelima sebagai umat Islam, ibadah haji yang memang membutuhkan stamina fisik prima. Kebayang kalau baru bisa berhaji saat sudah renta, ruang gerak selama di sana tentu terbatas. Ibadah pun jadi kurang optimal.
Obrolan dengan mbak Ida itu sangat mengusik perhatianku. Sampai di rumah (kontrakanku), aku langsung membuka diskusi dengan suami. Kebetulan waktu itu kami baru menikah. Rasanya sungguh ingin meniru cara mbak Ida dan Mas Heru. Bla bla bla, dengan penuh semangat aku bercerita di depan suamiku.
Suamiku juga terkesima mendengar ceritaku, dan dia setuju untuk mulai merencanakan dengan matang kapan harus berhaji. Biarlah rumah masih ngontrak, motor juga motor dinas dari kantor. Yang penting beres dulu urusan kewajiban yang satu ini. Kalau nanti saatnya uang cukup terkumpul untuk berangkat haji dan anak-anak masih kecil, ya gakpapa. Memang harus memilih, harus tega ninggalin mereka barang 40 hari. Toh ada orang-orang terpercaya yang bisa dititipi.
Menunggu anak-anak agak besar? Memang secara perhatian fisik dan mental tidak terlalu merepotkan lagi, tapi secara finansial bakal banyak terserap untuk dana pendidikan mereka. Bisa-bisa malah mundur lagi rencana berhaji.
Atau menunggu anak-anak semuanya sudah mandiri dan berpenghidupan? Waduh, keburu kami orang tuanya yang sudah tua renta, makin payah untuk beribadah haji yang jelas-jelas membutuhkan ketahahan fisik tinggi.
Okay, Bismillah aja, buka tabungan haji :)
Alhamdulillah, faidza ‘azamta fatawakkal ’alaL-Lah. Jika niat sudah tertancap kuat, insya Allah akan dimudahkan. Lima tahun sejak pencanangan niat itu, dana haji yang kami tabung cukup untuk berangkat. Tadinya dana haji tersebut hanya cukup untuk dua orang. Waktu itu, aku dan suami agak bingung, siapa yang seharusnya berangkat haji duluan? Habis gimana? Dananya cuma cukup untuk berdua. Sementara ibuku dan ibu mertua belum berhaji (kalau bapakku dan bapak mertua sudah, Alhamdulillah). Sehingga suami juga kepikiran untuk mengajak ibu kandungnya.
Aku dan suami sempat menanyakan ke ustadz yang paham soal fiqh, siapa seharusnya yang berangkat lebih dulu, suami dan aku, atau mertua/orang tua yang belum berhaji. Karena setahu kami, untuk ibadah, apalagi yang fardhu ’ain, tidak ada itsar. Jawabannya ternyata karena melihat faktor fisik, diutamakan orang tua dulu, dengan asumsi untuk yang muda bisa mencari sumber dana lagi. Okay, berarti suamiku dan ibu mertua yang bisa berangkat lebih dulu.
Tapi namanya rizki dari Allah, ada saja datangnya tanpa diduga. Tiba-tiba ada rejeki nomplok, hasil pesanan program IT yang dihargai cukup tinggi, sehingga bisa membiayai haji satu orang lagi. Jadi ada dana untuk haji bertiga. Alhamdulillah, ibu kandungku pun bisa diajak serta berhaji, bersama suami dan ibu mertua. Akhirnya, berangkatlah suami beserta ibunya dan ibuku, sengaja mendaftar dari kampung halaman untuk memudahkan mengawal para ibu kami.
Aku sendiri baru bisa berangkat berhaji dua tahun setelahnya. Sebenarnya, selang dua bulan dari fiksasi kuota mereka bertiga, ada dana haji untuk satu orang lagi, yang bisa kugunakan untuk mendaftar haji. Benar-benar rizqum minal-Lah yang sungguh tak pernah kami sangka sebelumnya! Tapi ternyata aku masuk waiting list, tidak bisa berangkat di tahun yang sama dengan suami dan ibu. Ya sudah, tak mengapa, yang penting kewajiban haji tunai sudah.
Waktu suami akan berangkat haji itu, kami memang sudah menempati rumah milik sendiri. Hanya rumah sederhana di pinggir gang sempit yang tidak dapat dimasuki mobil. Tapi Alhamdulillah, hitungannya sudah ada rumah permanen untuk tempat berteduh, gak pindah-pindah melulu sebagai kontraktor.
Lucunya, beberapa tetangga sekitar rumahku yang tahu suamiku akan pergi berhaji bertanya kepadaku, ”Pak Zuba dibiayai kantor ya Mbak, hajinya?”
Ada juga yang bertanya, ”Oh dapet sponsor dari perusahaan ya? Namanya juga kerja di b****k**?”
Halah halah, aneh-aneh juga nih pertanyaan. Mungkin para tetangga bingung kali ya, karena standar ’mampu berhaji’ secara umum ya biasanya punya rumah mewah magrong-magrong, terus anaknya sudah pada mentas semua. Lah ini, rumah cuma nyempil di gang sempit, kursi tamu aja gak punya, anak-anak baru dua batita semua, dapet duit darimana untuk pergi berhaji?
Untung mereka tahunya cuma suamiku yang berangkat. Kalau tahu suami juga memberangkatkan ibu-ibu kami, apa komentarnya ya kira-kira? Haduh, semoga jangan dikira korupsi saja :(
Alhamdulilah, ini namanya niat dan doa yg diijabah oleh Allah.
Jadi ingat fenomena di kampung, sepuluh hingga dua puluh tahun lalu. Banyak orang kampung yang berduyun-duyun pergi berhaji ke tanah suci, dengan menjual sawah atau ladangnya. Bagaimana dengan rumah mereka? Biasa saja. Malah beberapa ada yang masih berdinding bambu. Tapi, kesadaran mereka untuk mengorbankan sebagian hartanya dalam rangka pemenuhan kewajiban haji sangat tinggi. Rela menjual, kadang sebagian besar sawahnya untuk itu. Alasannya sangat logis, umur makin beranjak tua, sementara rizki bisa dicari lagi nanti.
Tapi fenomena sekarang, kok agak lain ya? Orang bisa kredit mobil ratusan juta, atau beli barang mewah lain yang harganya puluhan juta sekali jreng. Tapi kok belum berangkat haji ya? Padahal untuk ONH kan gak sampai 40 juta, dan bisa dikredit/dicicil juga kok sebenarnya. Sementara kalau belum berhaji, kata seorang teman nih, ibaratnya diri ini masih tergadai. Menebus barang harga puluhan juta bisa, maka menebus diri sendiri yang juga puluhan juta itu juga (seharusnya) lebih bisa.
Jadi, tunggu apa lagi? Mari segera sambut pangilan Allah di tanah suci, senyampang kepayahan fisik belum menghampiri diri :)