RSS

Membaca Basmallah Dalam Shalat; Jahr atau Sir?

aslm. afwan ust, mmbaca basmalah dlm surat Al fatihah apkah jahr atau sirr uust? mhon penjelasanx. Jzklh (Azhar)
Jawaban:
Wa ‘Alaikum Salam wa Rahmatullah wa Barakatuh. Bismillah wal hamdulillah wash Shalatu was Salamu ‘Ala Rasulillah wa ‘ala Aalihi wa Man waalah wa Ba’d: Pertanyaan ini kami jawab dari Imam Ibnu Katsir Rahimahullah, beliau menjelaskan:
“Ada pun yang terkait dengan menjaharkan Basmalah, maka perinciannya adalah sebagai berikut: bagi yang berpendapat bahwa Basmalah BUKAN bagian dari surat Al Fatihah maka mereka tidak menjaharkan, begitu juga menurut pihak yang mengatakan Basmalah adalah termasuk bagian ayat awal darinya. Ada pun bagi kelompok yang mengatakan bahwa Basmalah adalah termasuk bagian dari surat-surat di bagian awalnya. Maka mereka berbeda pendapat dalam hal ini.
Imam Asy Syafi’i Rahimahullah berpendapat bahwa Basmalah DIJAHARKAN (dikeraskan), juga pada surat lainnya. Inilah pendapat banyak golongan dari sahabat tabi’in, para imam kaum muslimin, baik salaf dan khalaf. Dari kalangan sahabat yang menjaharkan adalah Abu Hurairah, Ibnu Umar, Ibnu Abbas, dan Muawiyah. Ibnu Abdil Bar dan Al Baihaqi menceritakan bahwa ini juga dilakukan Umar dan Ali. Sedangkan Al Khathib menukil dari khalifah yang empat yakni Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali. Tapi riwayat ini gharib (asing/menyendiri). Dari kalangan tabi’in adalah Said bin Jubeir, Ikrimah, Abu Qilabah, Az Zuhri, Ali bin Al Husein dan anaknya Muhammad, Said bin Al Musayyib, Atha, Thawus, Mujahid, Salim, Muhammad bin Ka’ab Al Qurzhi, Abu Bakar bin Amru bin Hazm, Abu Wail, Ibnu Sirin, Muhammad bin Al Munkadir, Ali bin Abdullah bin Abbas dan anaknya Muhammad, Nafi’, Zaid bin Aslam, Umar bin Abdul Aziz, Al Azraq bin Qais, Habib bin Abi Tsabit, Abu Sya’ tsa’, Makhul, dan Abdullah bin Ma’qil bin Muqarrin. Imam Al Baihaqi menambahkan: Abdullah bin Shafwan dan Muhammad bin Al Hanafiyah. Sementara Imam Ibnu Abdil Bar menambahkan: Amru bin Dinar. (Tafsir Al Quran Al Azhim, 1/117)
Demikianlah, sangat banyak para sahabat, tabi’in dan imam kaum muslimin yang berpendapat dikeraskannya membaca Basmalah ketika shalat. Dalil-dalil mereka adalah:
- Imam An Nasa’i dalam Sunannya, Imam Ibnu Khuzaimah dan Imam Ibnu Hibban dalam Shahihnya masing-masing, Imam Al Hakim dalam Al Mustadraknya; dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu bahwa beliau shalat dan dia mengeraskan membaca Basmalah, lalu setelah shalat selesai, dia berkata: “Sesungguhnya saya menyerupakan untuk kalian shalatnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.” (Hadits ini dishahihkan oleh Ad Daruquthni, Al Khathib, Al Baihaqi, dan lainnya)
- Imam Al Hakim meriwayatkan dalam Al Mustadraknya, dari Ibnu Abbas Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengeraskan membaca Bismillahirrahmanirrahim. (Katanya: hadits ini shahih)
- Imam Al Bukhari dalam Shahihnya, meriwayatkan bahwa Anas bin Malik Radhiallahu ‘Anhu ditanya tentang bacaan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, dia menjawab:“Adalah bacaan Beliau itu diberikan jarak yang panjang, kemudian dia membaca Bismillahirrahmanirrahim, dengan memanjangkan Bismillah, memanjangkan Ar Rahman dan memanjangkan Ar Rahim. (juga diriwayatkan oleh At Tirmidzi No. 2451, Ibnu Majah No. 4215)
- Imam Ahmad dalam Musnadnya dan Imam Abu Daud dalam Sunannya, Imam Ibnu Khuzaimah dalam Shahihnya, dan Imam Al Hakim dalam Al Mustadaraknya, meriwayatkan: dari Ummu Salamah, dia berkata: “Bahwa Shalatnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam membaca dengan diputus-putus; Bismillahirrahmanirrahim. Al Hamdulillahirabbil ‘alamin. Ar Rahmanirrahim. Malikiyaumiddin.” (Imam Ad Daruquthni mengatakan: isnad hadits ini shahih)
- Imam Asy Syafi’i dalam Musnadnya dan Imam Al Hakim dalam Al Mustadraknya meriwayatkan dari Anas Radhiallahu ‘Anhu; bahwa Muawiyah Radhiallahu ‘Anhu shalat di Madinah dan dia tidak membaca Basmalah (mengecilkan suara), lalu orang Muhajirin yang hadir mengingkarinya, maka ketika dia shalat untuk kedua kalinya, maka dia membaca bismillah.” 
- Imam Ibnu Khuzaimah dalam Shahihnya menyebutkan dari Nu’aim bin Al Majmar katanya: Aku Shalat dibelakang Abu Hurairah, dia membaca Bismillahirrahmanirrahim kemudian membaca Ummul Kitab, hingga sampai Wa Ladhdhaallin, dia menjawab: Amin, dan manusia menjawab: Amin.” (HR. Ibnu Khuzaimah No. 499, Berkata Syaikh Al Abani: Al A’zhami berkata: sanadnya shahih seandainya Ibnu Abi Hilal tidak tercampur (hapalannya))
Demikianlah diantara dalil yang ada bagi kalangan yang mengatakan bahwa membaca Basmalah adalah dikeraskan. Imam Ibnu Katsir Rahimahullah nampaknya memilih pendapat ini dengan menyebutnya sebagai: “hujjah yang mencukupi dan memuaskan.” (Tafsir Al Quran Al ‘Azhim, 1/118)
Kelompok yang lain mengatakan bahwa membaca Basmalah TIDAK DIJAHRKAN. Berkata Imam Ibnu Katsir Rahimahullah:
وذهب آخرون إلى أنه لا يجهر بالبسملة في الصلاة، وهذا هو الثابت عن الخلفاء الأربعة وعبد الله بن مغفل، وطوائف من سلف التابعين والخلف، وهو مذهب أبي حنيفة، والثوري، وأحمد بن حنبل.
“Pendapat kelompok yang lainnya adalah bahwa tidaklah mengeraskan Basmalah dalam shalat. Dan, ini telah pasti (tsabit) dari khalifah yang empat dan Abdullah bin Mughaffal, dan banyak kelompok dari pendahulu tabi’in dan khalaf. Ini juga pendapat Abu Hanifah, Ats Tsauri, dan Ahmad bin Hambal.” (Ibid)
Kelompok ini berdalil sebagai berikut:
- Dari Anas bin Malik Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Abu Bakar, Umar, dan Utsman memulai bacaan dalam shalatnya dengan Alhamdulillahirabbil ‘alamin. (HR. Abu Daud No. 782. Syaikh Al Albani menyatakan shahih. Lihat Shahih wa Dhaif Sunan Abi Daud No. 782)
- Dari Anas bin Malik Radhiallahu ‘Anhu, katanya: “Saya telah shalat dibelakang Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, Abu Bakar, Umar dan Utsman, dan tak satu pun dari mereka yang mengeraskan bacaan Basmalah.” (HR. An Nasa’i No. 907, Syaikh Al Albani menyatakan shahih. Lihat Shahih wa Dhaif Sunan An Nasa’i No. 907. Juga Ibnu Khuzaimah dalam Shahihnya No. 495) 
- Dari Anas bin Malik Radhiallahu ‘Anhu, katanya: “Adalah shalatnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, Abu Bakar, Umar, dan Utsman, mereka memulainya dengan membaca: Al Hamdulillahirrabbil ‘alamin.” (HR. At Tirmidzi No. 246, katanya: hasan shahih. Syaikh Al Albani menyatakan shahih dalam Shahih wa Dhaif Sunan At Tirmidzi No. 246)
- Dari ‘Aisyah Radhiallahu ‘Anha, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memulai shalat dengan bertakbir lalu membaca: Alhamdulillahirabbil ‘Alamin.” (HR. Abu Daud No. 783, Syaikh Al Albani menyatakan shahih. Lihat Shahih wa Dhaif Sunan Abi Daud No. 783)
Demikianlah dalil-dalil bagi kelompok yang menyatakan bahwa membaca Basmalah tidak dikeraskan.
Sementara Imam Malik berpendapat bahwa dalam shalat TIDAKLAH MEMBACA SAMA SEKALI bacaan Basmalah, baik keras (jahran) atau pelan (sirran). Beliau beralasan bahwa hadits-hadits di atas bukan menunjukkan sirr (pélan), tetapi memang Beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tidak membaca Basmalah. Alasan lainnya adalah:
- Imam Muslim meriwayatkan dalam Shahihnya dari Anas bin Malik, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tidaklah membaca Bismillahirrahmanirrahim, baik di awal dan di akhirnya. Yang seperti ini juga diriwayatkan dalam berbagai kitab Sunan dari Abdullah bin Mughaffal Radhiallahu ‘Anhu.
Tetapi, pendapat Imam Malik ini dianggap lemah, sebab dalam hadits-hadits di atas jelas sekali disebutkan kalimat: tak satu pun dari mereka yang mengeraskan bacaan Basmalah, artinya Basmalah tetaplah dibaca tetapi tidak keras. Ada pun hadits yang menyebutkan bahwa Nabi tidak membaca Basmalah, mesti ditakwil dan dikompromi dengan hadits lain, yakni Beliau bukanlah tidak membaca tetapi membacanya, hanya saja suaranya pelan seakan bagi pendengar tidak membacanya. Wallahu A’lam
Nah, dengan demikian ada dua pendapat yang kuat dan sama-sama ditopang oleh dalil-dalil yang shahih, yakni pendapat Pertama. membaca Basmalah secara keras. Pendapat kedua, membacanya secara pelan.
Kedua kelompok ini berdalil dengan hujjah yang sama-sama shahih, dan satu sama lain tidaklah dianggap merevisi (nasakh) yang lainnya, atau dianggap riwayat dhaif. Maka, pandangan yang paling seimbang adalah: Bahwa BENAR Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah mengeraskan Basmalah sebagaimana yang diriwayatkan secara shahih oleh sahabat yang melihat dan mendengarnya seperti Ibnu Abbas, Abu Hurairah, dan Ummu Salamah, dan BENAR pula bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah memelankan Basmalah sebagaimana yang diriwayatkan secara shahih pula dari sahabat yang melihat dan mendengarnya seperti Anas bin Malik dan ‘Aisyah. Jadi, keduanya adalah benar.
Inilah metode yang ditempuh oleh para ulama muhaqqiq (peneliti) seperti ‘Alim Rabbani Al ‘Allamah Ibnu Qayyim Al Jauziyah Rahimahullah. Beliau berkata:
والإِنصاف الذي يرتضيه العالم المنصف، أنه صلى الله عليه وسلم جهر، وأسر، وقنت، وترك، وكان إسرارُه أكثَر من جهره، وتركه القنوتَ أكثر من فعله
“Pendapat yang bijak yang dibenarkan oleh para ulama yang objektif adalah bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah membaca secara keras dan pelan, pernah berqunut dan pernah meninggalkannya. Hanya saja memelankannya lebih banyak dibanding mengeraskannya, dan meninggalkan qunut lebih banyak dibanding melakukannya.” (Imam Ibnul Qayyim, Zaadul Ma’ad, 1/272. Cet. 3. 1986M-1406H. Muasasah Ar Risalah. Beirut - Libanon)
Imam Ibnu Katsir Rahimahullah mengatakan:
فهذه مآخذ الأئمة، رحمهم الله، في هذه المسألة وهي قريبة؛ لأنهم أجمعوا على صحة صلاة من جهر بالبسملة ومن أسر، ولله الحمد والمنة
Inilah jalannya para imam –Rahimahumullah- dalam masalah ini dan ini merupakan masalah yang bisa didekatkan, karena mereka sepakat bahwa sahnya shalat bagi yang mengeraskan dan memelankan. Walillahilhamd wa Minnah . (Tafsir Al Quran Al ‘Azhim, 1/118)
Demikian pembahasan ini. Dari sini semoga kita bisa lebih arif dalam menyikapi bacaan Basmalah ini. Membacanya, baik dikeraskan atau tidak, bukanlah bab permasalahan salah atau benar, sunah atau bid'ah. tetapi, keduanya benar, hanya saja nabi lebih sering tidak mengeraskannya Maka, tidak dibenarkan satu sama lain saling menyerang dan menyalahkan, apalagi sampai taraf menuduh sebagai pelaku bid'ah. Padahal duanya merupakan perilaku nabi, sahabat tabi'in, dan imam kaum muslimin. Maka, jika kita berada di masjid yang biasa mengeraskan bacaan Basmalah, maka alangkah baik jika kita mengikutinya -jika diminta menjadi imam- untuk menjaga persatuan hati dan menghilangkan kebencian. Begitu pula ditempat sebaliknya. Inilah perilaku ulama rabbani yang mendalam ilmunya yang sudah sepatutnya kita meneladaninya. Semoga bermanfaat.
Wallahu A’lam

Mencari Inspirasi Dari "Perahu Kertas"

Gegara pak Agoeng putar lagu "Perahu Kertas"nya Maudy Ayunda berulang-ulang pas acara milad Cave Trainer Academy di WAMY beberapa hari lalu, saya jadi download lagunya deh di Hengpong saya. Saya jatuh cinta saat pertama kali mendengar melodi musiknya. Mungkin saya orang yang paling KuPer (Kurang Pergaulan), wong lagunya sudah ada dari zaman baheula sejak filmnya muncul di layar lebar. Nah, saya baru tahu coba lagu ini akhir-akhir ini. Hehehe. Ok, but music isn't more important for me.

Setelah sekian lamaaa, baru kali ini lagi download lagu lagi. Baru pertama kalinya dengar lagu jenis ini setelah sekian lama jauh dari musik, musik pop ya namanya? Entahlah itu apa nama jenis musiknya, yang pasti ini pertama kalinya lagi dengar lagu setelah sekian lama -_- Biasanya karena target setoran, akibatnya sudah nggak sempat lagi dengerin lagu-lagu begituan, di playlist Hengpong sayapun sudah nggak ada lagu-lagu ngaco :D Saya ganti dengan murottal, agar bisa hafalin plus muroja'ah selama aktivitas. Karena kalau lagi hafalan lebih sering hanya dengar murottal aja dan nggak sambil buka mushaf :D *Pengakuan dosa nih,hehehe. Pembaca harap jangan aduin saya ke ustadzah saya yaaa :D Nanti saya bisa dipecat jadi muridnya. :D

Oke saya akan nulis liriknya di sini. Seriusan, sebenarnya ini adalah hal yang sangat nggak penting banget. Tapi, nggak apa-apalah ya, sekali-kali. :)

"Perahu Kertas"

Perahu kertasku kan melaju
Membawa surat cinta bagimu
Kata-kata yang sedikit gila
Tapi ini adanya

Perahu kertas mengingatkanku
Betapa ajaib hidup ini
Mencari-cari tambatan hati
Kau sahabatku sendiri

Hidupkan lagi mimpi-mimpi
(cinta-cinta) cita-cita
Yang lama ku pendam sendiri
Berdua ku bisa percaya

Reff:
Ku bahagia kau telah terlahir di dunia
Dan kau ada diantara milyaran manusia
Dan ku bisa dengan radarku menemukanmu

Tiada lagi yang mampu berdiri halangi rasaku
Cintaku padamu

Adab Menasihati

Temans, sebenarnya ada nggak sih Adab dalam islam yang mengatur tentang bagaimana cara menasihati teman kita secara ahsan ketika mereka melakukan suatu kesalahan?

Yuk, cekidot! Tulisan ini saya copy dari twitter saya dan ini merupakan hasil kajian bersama Abah malam ini di grup whatsapp Cave Trainer Academy. 

Berikut tulisannya :

1. Memberi peringatan ada adab2nya, sampaikan dengan bahasa yang sopan, to the point kepada masalahnya, jangan menggunakan bahasa sindiran.
2. dan jgn disampaikan di khalayak ramai, sampaikan langsung ke orangnya utamakan ketika berdua saja.
3. ada yang lebih berharga dan lebih baik dilakukan, berdoa untuk kebaikan orang yang kita anggap salah.
4. Bahkan jika hati kita kenal Allah, hati yg semacam itu mampu mendoakan musuh2nya.
5. Saya yakin setiap kita faham & tahu dalam hadits, jika seseorang berdoa untuk saudaranya tanpa sepengetahuannya,doa itu pasti dijawab.
6. Malaikat mendoakan orang yang berdoa untuk saudaranya. Jadi sesungguhnya, ketika berdoa untuk saudara, sebenarnya kita sedang mendoakan diri sendiri.
7. Contoh Nabi kita Muhammad Saw, beliau ditawari 1 doa yg wajib Tuhan kabulkan, tidak seperti Nabi-nabi selain dirinya...
8. ...beliau malah menyimpan doa itu utk keselamatan ummatnya di akhirat kelak. Tahu apa yg terjadi? Balasan Allah kepada beliau?
9. Dialah orang yang paling dijamin keselamatannya kelak di akhirat. Hanya dia yang sanggup menghadap Allah....
10. meminta keringanan di saat tak satu pun makhluk berani menghadapNya. Karena Allah di hari itu murka semurka murkanya, ...
11. ....tdk pernah murka seperti itu sebelumnya dan tidak pernah murka seperti itu setelahnya.
12. Itu buah ketulusan beliau mendoakan keselamatan ummatnya, justru beliau yang pertama kali selamat.
13. Berbahagialah orang yang sibuk dengan aibnya sendiri daripada memperhatikan aib orang lain.
14. Kalau manusia tahu diri suka berbuat dosa, tentulah dia akan sibuk memperbaiki diri sebelum memperbaiki orang lain.
15. Sekian resume  malam ini, semoga teriring kebarokahan dan kebermanfaatan tuk kita semua. Aamiin.

Gak Tahu Mau Kasih Judul Apa :D :D :D

Engkaulah samudera yang diam-diam ku selami
Riak kecilmu selalu ku nanti
Memendam segala rasa
Menumbuhkan beribu asa

Mungkin air mata yang tulus
Takkan bisa mewakilinya
Sekeras apapun ku mencoba
Selemah apapun daya tuk mengingatnya

Setumpuk harap berkumpul dalam asa
Segenggam hasrat terjaga dalam dada
Terpendam di dalam batas-batas kerinduan
Kelam dalam kabut rindu ini tertahan

Adakah engkau di sana sepertiku
Yang tak mampu ucapkan kerinduanku
Biarkan rasa dan asa itu tetap terjaga
Dalam bingkai Cinta-NYA

Surprising Day.. Milad Coach Little Fatih ^^

Kamis, 06 Juni 2013..

Pagi itu baru sadar kalau ternyata coach kami, pak Agoeng, mengulang hari lahirnya. Berawal dari sebuah chat di group whatsapp Cave Trainer Academy, ada yang cuap-cuap mengucapkan kebarokahan atas umur coach Little Fatih ini. Nah, saat itu ada salah satu team Little Fatih yang langsung nge-post di group Litlle Fatih Unyu2 (nama group whatsapp yang aneh, haha) untuk merencanakan surprise buat pak Agoeng tercintah. :D 

Akhirnya saya yang di suruh beli kue, dengan berbagai permintaan mereka yang aneh-aneh. -___- 

"eh beli kue dimana? di sini atau di sana?"

"kumpul dimana? jam berapa?"

"Eh tau alamat rumah pak Agoeng gak?"

"Pake lilin apa nggak?"

"Ntar tulisan di kue nya ini ya, bla bla bla."

"Eh jangan kayak gitu tulisannya, bla bla bla aja."

Ahh pokoknya hari itu hari rempong sedunia!

Saya memutuskan untuk janjian sama ka Sumi (Cieee ka Sumi kesebut namanya deh di blog terkenal ini, :p ) di pasar minggu, maklum toko kuenya ada di daerah pasar minggu, Holl*nd Bake*y. Janjian jam 14.00, tapi baru ketemu jam 15.00. ckckck, ngaret luar biasa. Setelah kita ketemuan, menujulah kami berdua ke toko kue tersebut. Sebagai pembeli harus cerdas ya, sebelum membeli kuenya saya tanya dulu ke penjaga tokonya,

"Mbak kue ini ada rhum nya nggak?"

"Oh yang ada rhum nya yang blackforest aja."

"Berarti yang lainnya gak pake rhum ya mbak?"

"Iya."

Teman-teman tahu nggak rhum itu? oke, untuk lebih tahunya klik di sini. Yang pasti rhum itu jelas banget HARAM! Menurut pengakuan kakak saya yang laki-laki, dia dulu yang sejak SMK sampai kuliah mengambil jurusan Tata Boga, atau Pastry atau apalah itu namanya ya, rhum itu biasanya digunakan untuk membuat roti atau kue. Jadi, sebagai seorang muslim, haruslah lebih berhati-hati dalam mengkonsumsi makanan ya, apalagi kue. Jika ingin membeli kue, sebaiknya tanya dulu ke penjualnya, apakah ada komposisi rhum atau sejenisnya atau tidak. Jika makanan itu menggunakan komposisi rhum, tinggalin jauh-jauh deh. Kalau mau membeli minuman atau makanan kemasan, agar lebih safety, cek dulu kehalalannya. Biasanya kalau halal, ada logo resmi halal dari MUI (majelis ulama indonesia). Jika makanan atau minuman kemasan yang akan teman-teman beli tidak ada logo halal MUI, tinggalkan ya. Tidak perlu di beli, pilihlah produk lain yang sudah jelas kehalalannya. Oke, be more carefull, dear.

Back to topic. Setelah memlilih kue yang bebas dari rhum dan insya Allah halal, maka kami memilih kue yang cantik. Taraaaaa!! chocolate tart!! Harganya masih di bawah Rp. 200.000 kok. Murahhhhh!! :)

Setelah selesai membeli kue yang lazies itu, kami mulai nanya-nanya ke bunda Wita (Istri pak Agoeng) mengenai alamat rumah pak Agoeng. Pada saat itu kami menyembunyikan kedatangan kami ke pak Agoeng, jadi pak Agoeng nggak tahu kalau ternyata kami ingin ke rumah beliau untuk memberikan sedikit surprise. Hehe. Ternyata alamat rumahnya di daerah kelapa dua, Depok. Jam sudah menunjukkan pukul 16.00, kita baru berangkat dari Pasar Minggu. Padahal awalnya komitmen kita jam 16.00 sudah sampai sana. Ini namanya bukan komitmen, :D. Setelah nanya sana-sini alamat rumahnya, sampailah kami di tempat tujuan kira-kira pukul 16.40 wib. Sambil rempong di depan rumah antara masuk dan nggak, bunda membukakan gerbang rumahnya.. 

"sini masukin motornya, muat kan?"

"Iya bun, muat kok, hehe." (sambil cengengesan) :D

Wahh ternyata, pak Agoeng baru bangun tidur, jahat banget nih kita. :D Tak apa, momentnya setahun sekali. Setelah pak Agoeng rapi, beliau keluar dari kamar dan taraaaa bunda Wita langsung memberikan kuenya kepada pak Agoeng di ruang tamu. Cieeee, romantis banget sih pasangan ini, jadi iri. Haha. Team Litlle Fatih mah malah ketawa ketiwi aja. Pokoknya, semoga barokah ya Pak Agoeng usianya, sukses di dalam keluarga dan karir, dan sabar menghadapi anak-anak Little Fatih yang pecicilan ini ya Pak. :D


Amazing Interview

Hari ini dahsyat banget. Tepatnya adalah hari nervous sedunia. (lebay) Agenda pagi ini sungguh bikin nervous nggak ilang-ilang, interview di salah satu kampus dambaan hati. Jadwal interviewnya jam 08.00 wib. Paginya rapi-rapi, berangkat dari rumah pukul 07.30 WIB dari rumah tercintah, nggak sempat sarapan, cuma minum beberapa tegukan teh hangat buatan mama sama makan lontong. (Eh ini sama aja sarapan ya? Oke abaikan -___-"). Berangkatlah kita menuju ma'had...shuuuuuuwwww!! o-ow, Jakarta pagi ini indah temans, hujan rintik-rintik, Subhanallah. Jadi, selama di jalan kondisi hati tuh senang banget walaupun di jalanan macet banget-banget, maklum Jekardah. Di jalan, saya berlagak sotoy. Mulai mencari jalan alternatif lewat jalur ampera (awalnya sih mikir, mungkin lewat ampera nggak akan kena macet), tapiii ternyata pemirsahhh macetnya lebih-lebih daripada lewat jalan mangga besar. Oke berarti saya salah jalan, besok-besok nggak mau lewat jalur ampera lagi kalau mau berangkat ke ma'had. -___- Selama di jalan belaga sok tahu, padahal belum tahu jalur-jalurnya. Pas saya sampai di pertigaan kemang, saya ambil jalan lurus, ternyata jalan yang saya ambil itu jalur arah balik satu arah (pantesan berasa aneh kok cuma motor saya doang yang lewat situ, haha). Puter balik lah kita. Setiap melewati jalan pertigaan atau perempatan, sumpah rasanya hopeless banget. Yaiyalah jelas, binguunngg jadinya mau ambil belokan mana. :( Nggak lama lewat dari jalur pertigaantadi, eh nemu pertigaan lagi coba, masih di daerah kemang. Pas di pertigaan yang kedua, dengan lagak sok tahu lagi, nggak mau nanya-nanya sama orang lain, saya ambil belokan kiri, jalur yang macet (saya pikir, pasti ini jalan besarnya menuju ma'had, soalnya kalau belok ke kanan itu jalannya sepi, jadi nggak mungkin banget kalau belok ke kanan). Oke ini sotoy yang kedua kalinya dan khilafnya nggak sampai sini aja, masih berlanjut nih, haha. Rumus tadi pagi itu adalah "ikutin jalur yang ramai". Selang beberapa lama melewati kemacetan, ketemu perempatan, ini hopeless banget! Lihat plang penunjuk jalan. Kanan Blok M, Lurus Prapanca, Kiri TB Simatupang, Oke Stuck. Hampir di tabrak motor lain, oke kayak gini masih belum khilaf. Sambil bingung nyari-nyari arah balik ke kemang, akhirnya berenti di pinggir jalan. Niat kesotoyan berakhir, bertanyalah saya ke salah satu tukang ojek,
 "Pak, permisi mau tanya, kalau mau ke kemang ke arah mana yah?",

"oh nanti neng lewat bla bla bla, muter lagi ke bla bla bla." (Okee otak mulai pusing, zzzzzzzz).

"Oh lewat sana ya pak, yaudah deh makasih ya pak." (Iya iya aja tapi nggak ngerti sebenernya itu jalur mau kemana, yassalaam. Ini kesotoyan yang ketiga pemirsah)

Setelah mengikuti rumus sotoy nya, akhirnya nemu juga jalan yang awal tadi, kali ini benar-benar menuju kemang, alhamdulillaah. :D

Melihat jam, wow jam 08.30. Astaghfirullah, telat ini telat. Petaka!!! Stay cool tapi hati tetap nggak tenang. :(
Ini kesotoyan terakhir, sekarang rumusnya ikuti jalan yang sepi. Nah ini rumus harus di pakai pas di jalur Kemang. Rumus itu membuahkan hasil. Akhirnya, bertemulah saya dengan gang my new campus di daerah bangka. Alhamdulillah.

Pas sampai di ma'had, langsung nemuin bagian administrasinya,
"Mas, yang mau interview di mana yah?"

"Oh yang kemarin ya? Tunggu aja di maktabah." (maktabah = Perpustakaan)

"Oh di sana, oke. Makasih ya."

Sambil deg-degan menuju maktabah, membayangkan siapa yang meng-interview?-___- (panik sesi ke sekian kali)

Di maktabah bener-bener deg-degan, tangan dingin, alhamdulillah ketemu anak bayi yang lucu, gembil, jadi nervous agak hilang sedikit. :) Peserta yang lain lama-lama bermunculan, ada beberapa peserta akhwat, jadi banyak kenalan. Ada Riana, Ummu, Aisyah, Siti, Siapa lagiii yaaa, lupa :D. Jam 09.00 sang ustadz datang, entah namanya siapa. Pas ngelihat tambah deg-degan. Satu persatu dipanggil, didahului bagian ikhwan. Sembari menunggu giliran panggilan, yang lain sibuk muroja'ah, buka buku bahasa arab untuk review, ada yang baca novel,  ada yang tilawah. Karena saya belum mempelajari bahasa arab, maka dari itu biar hati tenang, saya sempatkan muroja'ah dan tilawah. It helped!

Suara ustadznya terdengar jelas, bertanya dengan bahasa arab. O-ow terus saya gimana pemirsah? Stay cool. Giliran saya dipanggil oleh ustadz,

"Nurul Fitriana." (Saatnya interview, nervous nggak ilang-ilang)

"Ok nurul ya. Asli mana, dulu SD dimana, smp dimana, sma dimana, kuliah dimana, kenapa mau kuliah di sini, dan bla bla bla."

Saya jawab dengan apa adanya.
Bagian terakhir yang nggak akan saya lupa.

"Punya hafalan?"

"Punya ustadz."

"Berapa juz?"

"Baru juz 30 sih ustadz, tapi belum semuanya."

"Oh gitu, An Naba' Hafal?"

"Insya Allah ustadz."

"Coba di baca."

Pas baca suara jadi gemetaran, tangan dingin, (rasanya mau minta matiin AC nya). Pada saat pertengahan ayat di stop oleh sang ustadz,

"Ya cukup, stop. Selamat, kamu diterima di BAIS 1 ya."

Alhamdulillaah. Kepo nggak BAIS itu apa? hehe. BAIS itu Bahasa Arab intensif. Jadi, sebelum masuk jurusan, harus i'dad (persiapan) dulu, bahasa arabnya harus dilancarin (ini program untuk yang belum bisa berbahasa arab). Karena, katanya, kuliahnya itu menggunakan pengantar bahasa arab, jadi belajarnya langsung menggunakan bahasa arab. Oke saya siapppp menjadi mahasiswi lagi! ^___^