RSS

Mengapa Harus Antum, Akhi?

dakwatuna.com - Sebut saja Andreana, akhwat Facebookers. Andrena memiliki banyak foto dalam album akun Facebooknya. Bahkan ketika masa kelam, ketika dia belum begitu mengenal dunia Islam dengan baik, dia sempat berfoto dengan temannya yang bukan mahram berdua. Ya, walaupun tidak ada unsur mesra, hanya pendokumentasian semata, tetapi tetap saja berdua.

Alhamdulillah, Allah menggiringnya ke dalam kehidupan yang lebih baik. Dipertemukanlah dia dengan saudaranya semuslim yang selalu mengingatkan dalam kebaikan. Sehingga, terbentuk ikatan sakral penuh makna dalam barisan dakwah, ikatan ukhuwah. Ikatan ukhuwah itu begitu mesra terjaga bahkan dalam media sosial Facebook. Fastabiqul khairat (berlomba dalam kebaikan) menjadi moto gerak barisannya pada saat itu.

Lalu, korelasinya dengan paragraf pertama? Baik, kita kupas kasusnya.
Cerita pertama, tiba-tiba ada seorang ikhwan yang menyapanya melalui Facebook chat, kemudian ditunjukkanlah foto ketika Andreana berfoto berdua dengan teman non-mahramnya. Spontan, Andrea shock, terkejut. Mengapa harus ikhwan yang mengingatkan hal sesensitif ini.
Tak lama setelah itu, kemudian Andreana mengunci semua album di Facebook-nya, tanpa kecuali. Tak ada satu pun foto yang bisa dilihat oleh umum.

Cerita kedua, adalah ketika Andreana sedang mengikuti kajian diskusi keislaman yang dilaksanakan lewat jam setengah delapan malam. Hal ini mengakibatkan dia harus pulang di atas jam 9. Ketika jarum jam menggantungkan arahnya tepat pada jam 9.15 malam, HPnya berdering. Si ikhwan itu mengingatkannya untuk segera pulang.

“Tak baik akhwat berkeliaran di luar, apalagi lewat pukul sembilan malam,” katanya.

Dia menekankan pada perasaan Sang Ibu Akhwat jika mengetahui kelakuan anaknya ketika berada di perantauan. Bagaimana perasaan Ibu yang pasti mengkhawatirkan anak perempuannya berada di luar semalam itu?

“Ingatlah Ridha Allah ada pada ridha orang tuamu, terlebih Ibumu. Surga Allah berada di telapak kaki Ibumu. Ingatlah.”

Lagi, Andreana terkejut dengan pesan saudaranya itu. Bergegaslah dia pulang bersama akhwat lain. Dia bersama saudarinya berjanji untuk bisa lebih saling mengingatkan. Jangan sampai kesalahan-kesalahan itu kembali dikritisi oleh saudaranya yang bukan mahram. Tekad bulat untuk mempererat ukhuwah, mengingatkan ketika lalai menjadi program utama bersama dengan saudaranya.

Cerita ketiga, kembalilah ikhwan itu mendatangi Andreana dengan komentar yang tak kalah mengejutkan dengan yang sebelumnya. Ujarnya, “Coba kamu lihat lagi, foto yang kamu punya. Yang diupload oleh temanmu, ditandai temanmu.”

Kekecewaan berkecamuk kembali dalam pemikiran dan batinnya, seketika dia mendapati foto yang baru saja ditandai (tagged) oleh temannya ketika dia berada di alam bebas tanpa mengenakan kaos kaki yang bisa menutupi aurat kakinya.

Astaghfirullah. Kenapa harus seorang ikhwan yang mengingatkan? “Kenapa harus Antum, Akhi? Tidakkah saudariku yang lain menyadari hal ini sebelumnya? Serapuh ini kah ukhuwah sesama muslim akhwat dalam barisan dakwah ini?” pikirnya.

Melalui tiga cerita di atas, saya merefleksikan betapa pentingnya kekuatan untuk saling memperhatikan sahabat segender, dalam lelah, lemah, gelisah dan masalah. Sejauh mana kita bisa mengingatkan dalam kebenaran. Jangan sampai ada pihak lain, terutama teman perjuangan yang bukan mahram mengambil alih perhatian saudarimu. Dekatilah lebih dalam lagi. Saudarimu, sedang membutuhkan hangatnya sapaan dan pesan perbaikan dari dirimu, ukhti fillah. Cemburulah ketika dia hendak didekati oleh kumbang yang tak sejatinya hinggap di kehidupan pribadinya. Semangat berbenah diri untuk saudara/i-mu. Wallahu a’lam.

Ya memang saling mengingatkan itu sangat penting. Tapi proses peringatan mana dulu yang baik? jadi teringat teman-teman di LDK, LDF, teman-teman satu jurusan, teman-teman ngajar, teman-teman kantor, teman-teman organisasi. Semoga kita selalu bisa mengingatkan dalam kebaikan. Jadi teringat kak Lils juga, beliau lah yang sering mengingatkan hal-hal kebaikan. Walaupun hanya satu kali dalam sepekan kita bertemu, tapi bunyi nada sms-sms "pengingatan" itulah yang selalu menghadiri "ukhuwah". Semoga kita bisa bertemu di Jannah-Nya kelak. Allahumma Aamiin. :)

Sumbernya : klik di sini :)

mereka luar biasa!

Kaget! Itu yang aku rasakan ketika browsing suatu group di social media. Untuk tahun ini, aku diamanahkan di salah satu wadah dakwah. Di sanalah aku bertemu dengan orang-orang hebat yang luar biasa! Orang yang siap meluangkan seluruh waktunya untuk memperluas ladang dakwahnya. Subhanallah! aku iri dengan mereka! Dan semakin terasa "kecil" saat berkumpul dengan mereka. Ya Robbi ikatkanlah kuat-kuat tali ukhuwah ini. Semangat mereka yang harus aku teladani. Mereka selalu semangat menjalankan amanah-amanah mereka masing-masing dalam wadah tersebut. Tidak seperti aku, yang sering melalaikan amanahnya.Padahal kesibukan mereka lebih padat daripada kesibukanku. Astaghfirullaah! Ya Robbi bimbing aku....


Kekagetanku muncul karena ternyata subahanallaah, aku satu tim dengan salah satu kawan-kawan izzatul Islam (Salah satu group nasyid). Bukan hanya satu tim, tetapi satu divisi denganku. Kenapa baru sadar sekarang Nurul? -___- Ternyata benar seperti yang temanku bilang, Dia dan aku sempat saling bertanya saat rapat berlangsung
Dia = D
Aku = A

D "kamu ngerti bahasannya?"

A "gak..Aku juga datengnya telat, hehe"

D "Oh gitu. Kamu udah lama di fahim?"

A "gak kok, aku baru juga, ni baru pertama ikut rapat itu juga karena diajakin, kalo kamu udah lama yah?"

D "gak lah, aku hari ini cuma menghadiri undangan aja, tapi aku gak ikut di sini. Pasti di sini isinya orang-orang "hebat" deh."

Itu sdikit obrolan bersama temanku itu, tapi gak persis kayak gitu juga sih  dialognya. Cuma intinya seperti itu. Yah pokoknya subhanallaah deh dikelilingi oleh orang-orang hebat. Mereka sangat luar biasa semangatnya. Aku juga harus tertular nih semangatnya. Ayoooo semangatt!!!! :)


kini semuanya telah berakhir

ada setitik kerinduan ketika meninggalkan mereka... Tak terasa sudah 3,5 bulan bersama mereka...

Pagi ini, telat sudah aku mendatangi ma'had. Alhamdulillaah masih boleh setoran sama ustadzahnya hehe :D. Jadwal yang sudah disepakati adalah pukul 06.00 tetapi aku baru bisa datang sekitar pukul 06.35 :D. Masya Allah, tidak boleh dicontoh yang seperti ini nih. Tumben, di jalan tadi macet banget. Hmm. Setelah agenda di ma'had selesai, aku langsung menyiapkan Laporan Magang (ngejilid) lalu bergegas menuju toko kue di daerah sekitar Cilandak. Alhamdulillaah sekitar pukul 08.30 tokonya sudah buka. hehe Takutnya masih tutup toko kuenya. 

Mau ngapain coba beli kue? Ya sebagai ucapan terima kasih atas penerimaan magangku di kantor itu. Ahh tertunaikanlah semuanya untuk semester ini. Itu artinya tinggal mempersiapkan Tugas Akhir lalu sidang. Allaahumma Yassiruu Wa Laa Tu'assiru... :) Sayangnya hari ini pembimbing di kantor sedang sakit dan absen masuk kantor. :( Pak Mese, Nurul mohon izin ya. Cepet sembuh Pak Mese. Yahhh gak ada yang bilang "karupuak" (kerupuk) lagi dong ya. haha akan kangen kata-kata Bapak yang satu itu dan sambil ngomong dengan logat Padangnya. :(

Setelah pilih-pilih kue, akhirnya lanjut lagi buat berangkat ke kantor deh. Telat 1,5 jam lho, datang ke kantor jam 09.30. Lagi-lagi ini tak patut dicontoh kalau keadaannya gak mendesak. Kalau keadaannya mendesak ya sok atuh tela dikit gak apa-apa lah ya. :D

Setelah sampai kantor, langsung deh ngerjain kerjaannya. Kontribusi account belum sempat diinput pula tadi. Afwan yah Pak Mese, tidak sempat sayanya. hehe. Perpisahan tadi meninggalkan haru diwajah para peserta magang. Cieee. Ada enam orang yang sedang magang di Divisi Keuangan kantor itu. Ada mahasiswa/i uhamka, dan aku sendiri dari kampus tuttttt. (sensor) :D Dari ke-5 mahasiswa/i uhamka, ada 3 orang yang izin pamit duluan sekitar pukul 13.30 ke pegawai-pegawai, manager-manager, senior manager, dan vice president Divisi itu. Ayu, Tika, Mia, mereka yang izin pamit duluan karena kata mereka ada kuliah. Setelah mereka izin pamit ke semua yang tadi aku sebutkan di atas, mereka langsung izin pamit ke aku. Tahu apa yang terjadi? Mereka minta maaf, karena mereka paling sering isengin cengin aku kalau aku sedang kerja atau sedang ngobrol-ngobrol bareng pegawai yang lain.

"Nurul, maafin ya kalo aku ada salah." "Iya Nurul maafin kita ya, yah ntar gak ada yang bisa dikata-katain lagi dong hehehe" (mereka ngomong sambil ketawa-ketawa)

"Ayoo sujud duluuuu biar dimaafin." (Aku sambil nunjuk ke bawah,hehe)

Tahu-tahu apa yang akan terjadi lagi??????

Aku dipeluk mereka bertiga secara bersamaan (ow ow ow so sweet), pipiku dicubititn sampai sakit bangettt dan alya nyeletuk "Ihh kalau ngeliat Nurul tuh lucu deh, kayak anak kecil, mukanya awet muda ya" ampun deh Alya, sudah berumur 20 tahun masih dibilang muda.. Ini semua mah namanya penganiayaan. Ni pipi tambah besar deh. haha >_<
sesi terakhir izin sama kak Yuli, dia yang paling dekat sama mahasiswa/i magang. Dia juga sering curhat ke kami-kami ini. :p  Kak Yuli bilang, "yahh gak ada yang bantuin gue nganter-nganter surat lagi dong, kan biasanya kalian yang nganter, nanti kalo kalian selesai siapa yang bantuin gue? Nanti gue juga mau curhat sama siapa?Biasanya kan gue curhatnya sama kalian" Jiahhh si Kak Yuli agaknya sedih sekali. hehe. Kami pasti masih main-main ke sana kak, tenang sajoo lah. :)

Terima kasih semuanya terutama untuk pak Agung selaku Senior Manager Accounting and Financial yang selalu sabar menandatangani report absen untuk transport kami :D. Terutama untuk Pak Mese, terima kasih atas kesabaran bapak dalam membimbing Nurul untuk melakukan perkerjaan hingga sekarang bisa bikin rumus sendiri untuk Program Oracle hehe. Aku hanya bisa meninggalkan rumus excel itu pak, yaa setidaknya itu sangat memudahkan bapak untuk menginput saldo Dropping Dana ke Program Oracle, jadi bapak tak perlu sering lembur di kantor lagi untuk menginput ratusan transaksi dalam sehari itu. Afwan yah pak, aku belum sempat buat rumus saldo Kontribusi. Pokoknya terima kasih untuk semua hal yang telah bapak berikan ke Nurul. Afwan juga belum sempat menerima tawaran bapak untuk menjadi guru ngaji buat najwa, karena Bekasi itu amat sangat jauh pak. Ilmu Nurul juga belum banyak untuk hal yang satu itu. Thanks alot for Tika, Ayu, Alya, Majid, Mia yang selalu menemani aku, apalagi saat makan siang. hihi Bu Lily yang bilang "Semoga sukses ya, cepet lulus", Mas Yudi "Nih kue dari lu ya? Eh emang lu udah selesai magangnya?sampe hari selasa aja,kan kerjaan Pak Mese masih banyak tuh hehehe" (enak aja kau mas, udah bosen dama angka-angka nih), Mas Rahmat, APk Oto, Pak Yerry selaku Vice President. Ahh pokoknya terima kasih untuk semuanya.:) :) :)


So, Now I really miss those moments with you guys.. :)

Menjaga Cinta Karena-Nya

Kita yang tak pernah menyangka
Berusaha saling berbaik sangka
Ridha pada takdir Allah dan berjalannya waktu saja
Menjaga agar hati ini tak jauh terluka
Tertunggangi motivasi buta bukan karenaNya
Keraguan di antara batas tipis makna cinta sebagai fitrah atau nafsu saja
Di batas makna cinta yang akan memuliakan atau menjerumuskan kita
Khawatir terpijak jalan yang belum semestinya
Bukan mendulang pahala namun berbalas murkaNya
Andai pertemuan kita awali dengan melanggari syariatNya
Jauh dari misi menjaga ‘izzah Agama-Nya
Apalagi hendak menjaga diri atas maksiat dan dosa
Insya Allah, jika saat waktunya tiba
Semoga bertemu di suratan takdirNya
Pertemuan yang saling menyempurnakan setengah agama
Seraya berjihad bersama untuk mencukupkan setengahnya
Kita menjadi kawan sejati
Untuk meniti jalan ilahi
Kujanjikan sampai denyut nadi ini terhenti
Untukmu yang aku tak perlu tahu saat ini
#Untukmu yang ingin membangun cinta karenaNya bukan menjatuhkannya

Ini semua akan berakhir

Berakhir? Apakah yang akan segera berakhir?

Karena aku adalah mahasiswi tingkat akhir yang sedang melaksanakan program wajib kampus, magang, jadi yang akan berakhir adalah magangnya. :) Hari jum'at adalah hari terakhir magang. Subhanallaah walhamdulillaah akhirnya ada waktu juga setelah itu untuk lebih memaksimalkan amanah di kampus dan nonkampus. Jadi tidak sabar untuk menunggu hari itu, masa-masa penantian untuk berpisah dengan pegawai dan teman-teman kampus lain yang sedang melaksanakan magang di divisi keuangan juga. Semoga kita bisa sukses. I will miss you... ka Yuli yang selalu curhat dan galau tentang mas nya haha, pak Mese pembimbingku (wahhh nanti gak ada yang bantuin pak Mese lagi deh, akan kangen dengan logat Padangnya hihi :)), pak Broto, bu Destrina yang lucu dan suka membuat "keributan" di Divisi Keuangan :D, Mas Yudi yang iseng, kak Anin, Tika sang lawan main ceng-cengan (gak akan lagi ada yang panggil aku "Nurdut" huhuhu), Ayu yang bawel, Alya yang selalu ketawa ketika aku ngomong sesuatu (katanya kalau aku lagi ngomong dibilang lucu haha) n seneng banget nyubitin aku (mungkin ditakdirkan untuk dicubit mulu kali ya), Mia si orang sunda yang rame pisan, dan mas Rahmat yang so cool (maaf mas, memang kenyataannya seperti itu sih) :D. Ahh akan kangen suasana kekeluargaan di sana. Pokoknya I will miss you there :(

Kepada Aktivis Muslim

Judul: Kepada Aktivis Muslim
Penulis: DR Najih Ibrahim
Penerbit: Aqwam – Solo
Cetakan: II ; Februari 2011 / Shafar 1432 H
Tebal: 200 Halaman
 
Menjual Diri kepada Allah

Hidup sepenuhnya adalah pilihan. Baik atau buruk. Ketika baik sudah dipilih pun, ia akan bercabang: setengah baik, sekedar pendukung atau benar-benar baik sehingga turut mencari anggota agar kebaikan semakin bergelombang. Dahsyat. Maka, sebagai muslim, totalitas adalah keniscayaan.

Totalitas dalam menjalankan kebaikan bukanlah hal yang mudah. Sederhana saja sebabnya: karena setan tak mungkin membiarkan kita berada dalam kebaikan. Begitupun, Allah tidak mungkin meninggikan derajat kemuliaan kita sebelum kita diuji. Dalam hal ini, para nabi dan rasul adalah yang paling berat ujiannya.

Bapak Adam dan Ibu Hawa. Keduanya berhasil digelincirkan oleh setan hingga turun tahta. Ke bumi kemudian beliau ‘diusir’. Pilu. Sesal dan aneka rasa lain ketika keduanya dilengserkan dari surga lantaran melanggar apa yang dilarang oleh Sang Pencipta. Keduanya termakan oleh bujuk rayu Iblis.

Nuh. Beliau adalah rasul yang sangat sabar. Wajar jika beliau dimasukkan dalam golongan Ulul Azmi, nabi yang memiliki kesabaran baja dalam berdakwah. Lama dakwahnya seribu tahun kurang setengah abad. Luar biasa! Namun, selama itu, beliau tak kuasa berbuat apa-apa selain menyeru umatnya untuk meng-Esakan Allah. Bahkan, istri dan anaknya pun kafir! Dalam hal ini, Allah dengan tegas mengatakan, bahwa Hidayah adalah hak prerogatifNya. Kita hanya penyampai. Bukan pemberi hidayah.

Setelah kedua rasul tersebut, semuanya persis sama: jalan kebenaran tak kan pernah sepi. Ibrahim, Musa, Isa dan penghulu para nabi, Muhammad Shallallahu ’alaihi Wa Sallam. Mereka semuanya diberi ujian yang tidak ringan oleh Allah. Begitupun dengan para penerus risalah dakwah: Sahabat, Tabiin, Pengikut Tabi’in hingga generasi setelahnya dan kita semuanya –aktivis muslim. Ujian, tekanan, himpitan, dan aneka makar lainnya di jalan ini adalah hal yang biasa. Karena kita tidak akan dibiarkan berkata, ”Kami telah beriman,” kemudian kita tidak diuji.

Ujian adalah sebuah sarana pembuktian, apakah ucapan kita sekedar pemanis bibir, atau benar adanya. Ya. Iman itu butuh bukti. Bukan sekedar janji seperti seringkali disampaikan oleh mereka yang berdasi namun tidak tahu diri.

Aktivis Muslim: Penyeru yang Menjual Dirinya

Sebuah syair Arab mengatakan,

            Tugasmu menebar benih. Bukan menuai hasil

            Dan Allah adalah sebaik-baik Penolong bagi orang-orang yang berusaha (Hal 67)
Oleh karenanya, jalan ini hanya bisa dilalui dengan kesungguhan. Ia tak mungkin bisa ditapaki oleh mereka yang bersantai leha. Manja, malas bukanlah tabiat para pelaku di jalan ini, “Sesungguhnya Islam membutuhkan orang yang memberikan segalanya untuk agamanya; kehidupannya, waktunya, hartanya, tenaganya, ruhnya, rumahnya, mobilnya, dan semua yang dimiliknya. Kita menghendaki seseorang yang menjual dirinya kepada Allah dengan keutuhan makna kalimat ini. Kita menghendaki seseorang yang setiap hari membawa sesuatu yang baru untuk dipersembahkan kepada Islam.” (Hal 86)

Totalitas pengabdian. Itulah yang dibutuhkan oleh Dakwah. Bukan sebaliknya.  Lantas, apa yang akan kita peroleh manakala diri telah terjun bebas di jalan ini? Jalan yang isinya adalah cobaan yang melelahkan? Tak ada kenikmatan apatah lagi kemewahan duniawi dengan segenap kesenangan yang melenakan?
“Kami sampaikan kepada seluruh aktivis muslim yang mengikhlaskan amalnya hanya kepada Allah: Selama kalian berada di atas kebenaran, bergembiralah! Demi Allah yang tidak akan menghinakan kalian selamanya, yang kalian lakukan adalah menjalin silaturahim, membela syari’at, memperjuangkan kemuliaan, memerangi kebejatan, berdakwah untuk Allah dengan bashirah, beramar ma’ruf nahi munkar, melaksanakan qiyamullail, mengerjakan puasa sunnah, dan seterusnya.” (Hal 71)

Oleh karenanya, mereka yang tidak ihklas akan berjatuhan di jalan dakwah. Baik jatuh di awal jalan, di pertengahan atau menyimpang dari jalan yang telah dicontohkan oleh Sang Teladan. Dalam hal ini, banyak kita jumpai mereka yang memilih mundur dari medan dakwah. Padahal, mundur dari medan dakwah berarti kepedihan semu sebelum kepedihan selamanya di akhirat.
“Sungguh! Seseorang yang meninggalkan kebenaran setelah mengetahuinya laksana seseorang yang mendahulukan kelezatan sesaat, kesenangan semusim, dan mencari kegembiraan dengan membayar kesedihan sepanjang masa. Menceburkan diri ke sumur maksiat dan berpaling dari cita-cita mulia kepada keinginan rendah lagi hina. Dia akan berada di bawah kungkungan setan, di lembah kebingungan dan terbelenggu dalam penjara hawa.” (Hal 82)

Lantas, mungkinkah kita berhasil jika jalan yang tengah kita lalui diisi dengan berbagai uji yang tak mudah? Sungguh! Umat sebelum kita telah membuktikannya dengan gemilang.
Rasulullah mulai berperang sejak usia 54 tahun. Setelah itu, hingga wafatnya, beliau mengikuti perang sebanyak 27 kali. Ketika usianya memasuki 60 tahun, beliau masih memimpin perang Tabuk. Di antara para sahabat beliau ada yang masih berangkat perang saat usianya 70 tahun, bahkan diriwayatkan ada yang masih mengikuti perang saat usianya 90 tahun. Allahu Akbar!

Dalam soal Jihad Harta, jangan ragukan lagi keteladanan generasi awal Islam ini. Utsman bin Affan membiayai perang Tabuk seluruhnya. Padahal, jumlah personil dalam perang itu sekitar 10.000 orang. Semuanya atas biaya Utsman. Lain lagi dengan Abdurahman bin Auf. Beliau menyumbangkan 500 ekor kuda. Di lain waktu, beliau menyedekahkan 500 ekor untanya. Bahkan, Abu bakar menyedekahkan seluruh hartanya untuk berjuang di jalan Allah.

Dari segi ibadah ritual, jangan lupa dengan Umar Bin Khaththab. Beliau yang awalnya jahiliyah merupakan pribadi yang senantiasa melakukan qiyamullail. Bahkan di bawah matanya terdapat tanda hitam lantaran aliran air matanya saat merenungi penciptaan Allah dan bekas-bekas kejahiliyahan beliau. Beliau pernah pingsan selama berhari-hari karena mendengar ayat azab dibacakan ketika beliau tengah berkeliling di Madinah meneliti rakyatnya di saat malam telah menyelimuti bumi. Padahal, surga sudah Allah gratiskan untuk beliau.

Yang harus diingat adalah kadar kewaspadaan kita terhadap setan yang selalu menggoda. Solusi yang paling tepat adalah Doa. Berdoalah! Karena doa adalah senjata kaum mukmin. Berdoalah agar Allah menjauhkan kita dari godaan setan. Berdoalah agar Allah mengokohkan langkah kita untuk menapaki jalan cinta para mujahid. Berdoalah agar Allah mewafatkan kita dalam keadaan syahid, dalam keadaan memperjuangkan tegak tingginya panji Allah.

Jangan lupa pula untuk senantiasa memperbarui iman. Karena iman merupakan sesuatu yang bisa bertambah. Pun, bisa berkurang sesuai kadar kualitas kedekatan kita kepada Allah.
Dalam bagian akhir dari buku yang ditulis oleh DR Najih Ibrahim ini, beliau memberikan enam tips yang bisa kita jalani untuk memperbarui iman:
  1. Mempelajari sejarah para pendahulu Islam. Bayangkan bahwa kita tengah berada dalam barisan mereka, sehingga aliran energi positif mereka bisa kita serap untuk ditularkan kepada sekitar.
  2. Menyendiri untuk berdua dengan Allah baik melalui tahajud, tilawah ataupun dzikir dan aktivitas merenungi ayat-ayatNya.
  3. Beraktivitas positif untuk menumbuhkan tawadhu’. Jangan pernah bangga dengan amal, sebanyak apapun. Sesekali, jadilah seperti mereka yang ‘biasa-biasa’ saja. Seperti Umar yang sengaja memanggul gandum seorang diri untuk diberikan kepada rakyatnya. Atau melakukan aktivitas kecil yang biasa dikerjakan oleh para pembersih lantai masjid, dan seterusnya.
  4. Ingat mati dengan ziarah. Ziarah maknanya mengingat mati. Bukan menyembah pada makam dan meminta pada orang yang telah mati. Ingat mati membuat diri mengetahui akan kesejatiannya sehingga memacu untuk berprestasi setinggi mungkin.
  5. Berkunjung ke orang shalih. Orang shalih ibarat penyejuk di tengah rimba raya kehidupan. Berkunjung kepada mereka membuat hati sejuk lantaran pancaran keshalihan dan nasihat penyejuk ruhani. Sering-seringlah melakukan hal ini. Mudah-mudahan iman kita akan senantiasa terbarui.
  6. Mengingat Ayamullah. Ayyamullah adalah hari-hari Allah. Mengingatnya bisa memunculkan semangat perjuangan yang sempat meredup. Ingatlah akan barokahnya hari raya idul fithri -misalnya- agar kita bersemangat untuk terus mensucikan diri. Ingat pula tentang bergeloranya hari Badar, Uhud dan aneka peperangan lainnya. Hal itu merupakan sebuah sarana yang akan menumbuhkan gairah perjuangan sehingga kita teraliri semangat untuk terus melakukan kebaikan, di manapun kita berada. Insya Allah.
Akhirnya, selamat menikmati sajian luar biasa di dalam buku ini. Semoga kita selalu istiqamah dalam mengarungi jalan terjal bernama dakwah.

alhamdulillah mendapatkan pecutan semangat dari artikel ini.. teringat lagi salah satu kalimat di surat cintaNYA :

“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, Maka Sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan Sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (QS. Al-‘Ankabuut: 2-3)

“Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang Allah berikan kepadanya.” (QS. Ath-Thalaq: 7)

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah: 155) 

Jalan yang ditempuh ini adalah jalan yang terjal dan panjang yang tidak semua orang bisa dengan sabar melewati jalannya.. Tapi ini bukan pilihanku, kamu atau kalian, melainkan ini adalah suatu kewajiban setiap diri pribadi muslim, yaa ini kewajiban kita.. Sadarilah, dakwah itu cinta.. Dan cinta akan meminta segalanya yang ada pada diri kita.. Dakwah itu memberi.. Maka ia senantiasa memberi dengan hati.. 


Tetap semangat untuk para mujahhid mujahhidah di seluruh dunia....
semoga langkah kita senantiasa diberi kekuatan olehNYA.. :)

sumbernya klik disini :)

motivasi dari orientasi

alhamdulillaah hari ini telah resmi jadi salah satu peserta di salah satu lembaga karena sudah ikut orientasi, lembaganya ada di daerah Jakarta Timur. Senang rasanya bisa mendengarkan motivasi-motivasi dari para hafidzul Qur'an. Jadi mendapatkan pecutan semangat dari cerita-cerita mereka, subhanallaah. Man Jadda Wa Jada. Siapa yang bersungguh-sungguh maka ia akan mendapatkannya. Yap, seperti pepatah tersebut. Dan ternyata setiap level di sana memiliki target-target tertentu yang harus diikuti oleh para peserta. Mungkin dengan cara itu, kita diajarkan untuk bisa lebih disiplin. Pas orientasi tadi pagi, ternyata subhanallah banyak sekali peserta ibu-ibu dan bapak-bapak. Mereka begitu semangatnya menuntut ilmu akhirat yang satu ini. Ayoo para pemuda-pemudi jangan mau kalah dong sama mereka. Tunjukkan semangat belajar kita juga. Kan kita harus fastabiqul khiorot (Berlomba-lomba dalam kebaikan), right? ^_^

Apalagi pas tadi sore tahsin di Masjid UI, kak Lilis (pengajarnya) sempat bilang ke adik angkatan setelah beliau selesai talaqqi adik kelasku itu, (intinya yah) "harus ditambah lagi nih tilawah Qur'annya, soalnya keliatan mana yang biasa tilawah dan mana yang gak biasa tilawah. Kita harus selalu memperbaiki bacaan Al Qur'an kita, apalagi kita ini kan calon-calon ibu, malu dong seandainya kita nanti gak bisa ngajarin anak-anak kita. Kalau kita aja masih terbata-bata membaca Qur'annya, nanti kita mau ngajarin apa ke anak-anak kita?"

Jlebb...kak Lilis dahsyat sekali taujihnya hihi :) Jadi merasa agak sedikit "tertampar". Mumpung masih muda, mari sebanyak-banyaknya kita aktif thollabul 'ilmi untuk menambah kualitas diri kita.

Ada sedikit motivasi dari Rasulullaah Shollallohu 'alayhi wassalaam dalam riwayat hadits :
"Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al Qur'an dan mengajarkannya." (HR. bukhori)


Ayo semangat belajar dan mengajar..!!

mulai galau

seperti biasa, malam ini niat menyelesaikan laporan magang untuk perusahaan tempat magangku. Lagi-lagi niatnya tidak sesuai dengan aksi nyata. Buka komputer, nyalain modem, oke apa yang pertama kali dibuka? FB. Bukan buat update status atau apa gitu melakukan hal-hal yang tidak jelas, melainkan menghapus album foto-foto yang tidak penting (ini efek dari membaca post'an orang lain mengenai bahasan tentang foto, ihh serem banget bahasannya). Oleh karena itu, aku langsung hapus foto-foto yang di sana masih terdapat foto teman akhwat yang belum menutup auratnya. Kebayang gak sih, kita upload fotonya, sedangkan dia dalam keadaan terbuka auratnya, lalu foto tersebut dilihat oleh yag bukan mahrom kita? Apakah kita gak kena dosanya juga tuh? Wallahua'lam deh. Yang penting lakukan yang menurut kita baik dan tentu sesuai dengan syari'at yang telah ada.Setelah buka fb, eh senior di LDK ngajak chat (lupa untuk meng'off'kan chatnya) terus disuruh diaktifin lagi web LDK yang sudah lama vacum. Afwan kakak, ana tidak menyanggupi dulu, karena mau fokus menyelesaikan laporan magang buat di kantor. Deadline tinggal satu pekan (Allahumma yassir). Ada lagi teman dari FSLDK JaDeBek yang nanya, "kenapa tadi siang gak dateng?" (dateng acara tabligh akbar dan multaqo mas'ul mas'ulah se JaDeBek untuk membahas mengenai isu tentang RUU KKG (rencana undang-undang mengenai kesetaraaan gender, wallahul musta'an). Sudah pada tahu dong infonya?? jangan sampai ketinggalan informasi!! Masa ikhwan akhwat mau disamaain sih buat RUU KKG ini? Pokoknya saya dengan tegas menolak RUU KKG ini karena sangat bertentangan dengan syari'at islam!!!  (ahh jadi esmosi nih)

ahh sampai jam segini belum buka file laporan magang dan tugas akhir. Mantab nih akan begadang terus deh tiap malam. Ndak opo-opo. Perjuangan tiada yang sia-sia. Penyelesaian ini harus dibayar dengan sebuah pengorbanan. Pengorbanan waktu, tenaga, pikiran. Man Jadda Wa Jada. Siapa yang bersungguh-sungguh, maka ia akan mendapatkannya.

Yang harus dilakukan ketika ingin mengerjakan laporan magang dan tugas akhir adalah :
1. Niat
2. Kalau sudah buka komputer, modemnya jangan di "on" kan dulu. Apalgi buat buka FB. karena biasanya aktivis itu pas buka FB, banyak yang mau di post di group yang diikuti. Atau update info terkini mengenai organisasi yang diikuti. Gak akan jauh-jauh dari itulah ya. Dan ini yang menghambat proses pembuatan Laporan magang dan tugas akhir tersebut.
3. Siapin data-data yang mau di ketak-ketik di laporan magang ataupun di tugas akhirnya. Jangan sampai pas sudah buka file, malah bingung mau nulis apa ini? zzz. -___-
4. Usahakan selalu punya timeline untuk target bikin laporan magang atau tugas akhirnya. Hari ini mau ngerjain sampai berapa bab. Dalam seminggu harus selesai bab ini atau itu. Yaa yang penting punya targetan.

Mungkin di lain waktu akan membahas topik-topik yang lain. Sekarang aku sudah offline fb, dan itu tandanya harus off ngeblog juga. Segera eksekusi laporan magang. C3mUn9udH eeaaa!!  :D #ikut-ikutan alay -___-