Bismillahirrahmaanirrahiim..
Terkadang terlintas dibenak,
betapa Allah sayang kepada diri saya. Allah hadiahkan teman-teman shalihah di tempat
saya mengajar saat ini. Saya tidak pernah terpikirkan sebelumnya bahwa saya
akan menjadi bagian dari keluarga Allah ini, insyaAllah. Dulu, sebelum menikah,
tepatnya setelah lulus kuliah, saat masa transisi itu tiba, saya menyelami
tujuan hidup saya. Keinginan saya adalah saya ingin tetap bekerja setelah
menikah, mencari aktivitas di luar, tanpa mengesampingkan dalam hal mengasuh
anak jika suatu saat diamanahi anak oleh Allah. Hmm, mungkin berat ya, secara
saat ini susah sekali rasanya untuk menerapkan hal tersebut. Memang benar,
masa-masa galau itu akan hadir setelah lulus kuliah, menurut saya.
Qodarullah, saat lulus kuliah, oh
lebih tepatnya sebelum sidang saya dipercaya untuk mengajar di sebuah SDIT yang
tidak begitu jauh dari rumah. Hmm, tapi ini tidak berlangsung lama. Yaa
kira-kira sekitar 1 semester, karena saya masih harus bolak-balik kampus urus
revisi Tugas Akhir saat itu. Dengan berat hati, saya harus melepaskan aktivitas
mengajar di sana. Memang hidup adalah pilihan. Sama galaunya seperti memilih
jodoh, mungkin ? *eh OOT haha :D
Selepas selesai urusan kampus,
saya mulai mencari-cari lowongan kerja. Sempat ada panggilan di beberapa
perusahaan. Qodarullah, yang datang malah tawaran ngajar lagi di bimbel yang tidak jauh dari rumah juga. Apa ini memang
saya ditakdirkan untuk mengajar ya? *batin saya*
Setelah fokus mengajar di bimbel,
saya resign dari sana beberapa bulan kemudian. Saya fokus untuk mengajar
privat, karena jadwal saya ngajar privat itu cukup banyak. *Ecie banget sok sibuk ckck* Tidak lama resign
dari bimbel, masyaAllah, datanglah tawaran mengajar di salah satu lembaga
tahsin Al Qur’an yang saya ikuti sejak saya kuliah semester akhir di kampus,
tepatnya awal tahun 2012 lalu.
Saya siapkan application
letter-nya, lengkap. Tapi memang tidak selengkap biodata ta’aruf ya, haha
apasih! XD saya kirim ke bagian akhowat, dengan berdo’a penuh harap memohon
yang terbaik dari Allah. Beberapa hari
setelah saya kirim CV, saya di sms untuk datang di hari jum’at untuk langsung
interview dengan ustadzah pendiri lembaga tersebut. Saat hari H interview,
masyaAllah rasanya,dagdigdug. Saya ditanya-tanya tentang siapa saja yang pernah
mengajar saya saat saya masih belajar tahsin, riwayat nilai-nilai ujian saya
juga dicek, dan terakhir saya disuruh untuk tilawah. Maryam, ya saya ingat
sekali ustadzah menyuruh saya untuk melantunkan ayat-ayat di halaman pertama
surat Maryam. 1 halaman dilafadzkan, penuh penghayatan. Setelah itu, saya
pasrah, apapun hasilnya, diterima atau ditolak untuk mengajar di sana, itu
urusan Allah.
Tidak lama setelah itu, ustadzah
langsung bilang bahwa saya bisa langsung mengajar.Alhamdulillaah, haadza min
fadhli robbi. Allah, syukurku tak terbatas. Ini adalah satu langkah untuk
mendekat padaMU rabb. Alhamdulillah, lembaga tahsin ini membolehkan untuk
membawa anak saat mengajar, Ya Rabb, ini harapanku dulu sebelum menikah untuk
bisa selalu membersamai anak saat bekerja. Syukurku bertambah-tambah. Ini
betul-betul hadiah terindah dari Allah.
Semakin lama saya mengajar, saat
ini, saya semakin bersyukur. Allah hadirkan teman-teman shalihah, teman yang
siap bersusah payah, menghabiskan seluruh waktu dan tenaganya untuk menghafal
kalamNYA. Mereka sudah banyak yang berusia jauh di atas saya, namun pengorbanan
mereka dalam menghafal masyaAllah. Setiap halaqoh mudarrisah tiap pekannya,
selalu muncul semangat-semangat baru. Selalu hadir motivasi untuk selalu dekat
dengan Qur’an. MasyaAllah. Alhamdulillaah. Allahummarhamnaa bil qur’an.