Ada seorang wanita yang bertanya, "Apa yang menghalangi para ikhwan untuk meminang seorang akhwat? Mengapa ikhwan banyak yang egois, hanya memikirkan dirinya sendiri?"
Ya, ini berawal dari kekhawatiran akhwat tersebut melihat fenomena para akhwat yang belum menikah, sementara usia mereka semakin hari semakin bertambah. Rasulullah saw pernah bertanya, "Apa yang menghalangi seorang mukmin untuk mempersunting istri?"
Apa yang menghalangi kita untuk menikah?
Mengapa terasa berat untuk meminang akhwat kepada keluarganya?
Apa yang menghalangi para ikhwan untuk mempersunting muslimah yang baik agamanya?
Padahal di luar sana, kemaksiatan semakin merajalela.
Shalat orang yang masih belum menikah memang sulit untuk mendapat kekhusyu'an, karena mungkin itu sebabnya Rasulullah saw bersabda, "Shalat dua raka'at yang didirikan oleh orang yang menikah lebih baik dari shalat malam dan berpuasa pada siang harinya yang dilakukan oleh seorang bujangan."
Begitulah, derajat antara orang yang membujang dengan orang yang telah menikah, tidak akan mungkin dapat disamakan. Seorang yang membujang tidak akan menemukan sosok penyejuk hati saat fisik dalam keadaaan lelah, tidak ada sosok yang membantunya untuk meningkatkan derajat takwa kepada Allah, dan hal yang lebih negatifnya adalah seorang yang membujang pikirannya akan disibukkan oleh hal-hal yang kurang maslahat.
-Semoga Allah menolong orang-orang yang memiliki 'Azzam untuk mencapai pernikahan dan meluruskan niatnya hanya untuk Allah sehingga nantinya akan tercapai pernikahan yang berlimpah kebarakahan dan diliputi bersama dengan keridhaanNYA yang tak terhingga-, aamiin.
Seseorang yang menikah itu artinya telah menyelamatkan setengah dari agamanya. Mari kita renungkan kembali perkataan Rasulullah saw yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah,
"Tiga orang yang akan selalu diberi pertolongan oleh Allah adalah; seorang mujahid yang selalu memperjuangkan agama Allah swt, seorang penulis yang selalu memberi penawar, dan seorang yang menikah untuk menjaga kehormatannya." (HR. Thabrani)
#Kupinang Engkau Dengan Hamdalah
Ketika niat dan tekad sudah mantap, bersegeralah menyiapkan hati untuk melangkah ke peminangan.
Berikut saya berikan poin-poinnya.
1. Mendahului Dengan Hamdalah
Imam Nawawi berkata dalam Al-Adzkaarun Nawawiyyah, orang yang meminang disunnahkan untuk memulai dengan membaca hamdalah dan shalawat untuk Rasulullah saw,
"Alhamdulillaahirobbil 'aalamiin, Allahumma sholli 'alaa Muhammad wa 'alaa ali Muhammad"
Ucapkanlah, minimal shalawat untuk Rasulullah saw, atau boleh juga shalawat yang lebih panjang yang ditunjukkan kepada keluarga beliau, para shabahat beliau, dll. Semoga dengan ini, peminangan akan menjadi barakah. Aamiin yaa robbal 'aalamiin.
Kata Imam Nawawi selanjutnya, di dalam kitab Sunan Abu Daud, Sunan Ibnu Majah, dan yang lainnya meriwayatkan melalui Abu Hurairah ra yang menceritakan bahwa Rasulullah saw pernah bersabda:
“Setiap perkataan --menurut riwayat yang lain setiap perkara-- yang tidak dimulai dengan bacaan hamdalah, maka hal itu sedikit barakahnya --menurut riwayat yang lain terputus dari kebarakahannya.” (HR Abu Daud, Ibnu Majah dan Imam Ahmad, hasan).
Diriwayatkan juga oleh Abu Daud dan Abu Hurairah, kata Ustadz Abdul Hamid Kisyik, dari Abu Hurairah ra, Nabi saw bersabda,
“Setiap lamaran yang tidak ada syahadat di dalamnya seperti tangan yang tidak membawa berkah.”
Sesudah membaca hamdalah dan shalawat, kemudian ucapkanlah kalimat untuk menyampaikan keinginannya untuk meminang si akhwat tersebut.
Setelah peminangan disampaikan, biarkan keluarga pihak wanita mempertimbangkan. Berbagai macam jawaban yang akan diterima pihak ikhwan, dan pihak ikhwan haruslah mengedepankan sikap khusnudzon kepada keluarga pihak wanita. Bukankah ketika seorang lelaki meminang seorang wanita, berarti dia mempercayai wanita yang ia harapkan beserta dengan keluarganya? Disinilah kita akan belajar sikap tawakkal. Serahkanlah semua urusan kita hanya kepada Allah semata.
Seorang lelaki yang telah meminang seorang wanita dengan hamdalah, berarti dia telah dimampukan oleh Allah yang Maha Besar untuk datang meminang kepada wanita tersebut. Jadi, besarkanlah Allah di hati kita karena kita hanyalah makhluk yang amat kecil dihadapanNYA. Tak bolehlah kita merasa ujub dan takabbur karena telah berhasil datang meminag kepada seorang wanita. Jauhi sikap itu, besarkanlah Tuhan kita, Allah azza wa jalla.
Ada pelajaran yang sangat berharga dari Bilal bin Rabah, muadzin kecintaan Rasulullah saw tentang meminang. Ketika ia bersama Abu Ruwaihah menghadap Kabilah Khaulan, Bilal mengemukakan:
“Saya ini Bilal, dan ini saudaraku. Kami datang untuk meminang. Dahulu kami berada dalam kesesatan kemudian Allah memberi petunjuk. Dahulu kami budak-budak belian, kemudian Allah memerdekakan...,” kata Bilal.
Kemudian ia melanjutkan, “Jika pinangan kami Anda terima, kami panjatkan ucapan Alhamdulillah. Segala puji bagi Allah. Dan kalau Anda menolak, maka kami mengucapkan Allahu Akbar. Allah Maha Besar.” Menurut pandangan Bilal, jika pinangan diterima, maka hanya Allah yang berhak dan layak dipuji. Alhamdulillahi rabbil ‘alamin. Segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam. Pujian dalam segala bentuknya.
Peminangan pun insya-Allah merupakan sebentuk pujian kepada-Nya dengan menjaga kehormatan atas apa yang dikaruniakan kepada kita. Ya betul jika seseorang ada yang bilang, peminangan adalah bentuk ikhtiar untuk mengagungkan Allah. Kita berusaha mengagungkan Allah dengan berusaha menghalalkan karunia Allah yaitu cinta kepada lawan jenis melalui ikatan pernikahan yang sering kita sebut dengan Mitsaqan Ghalidza (Perjanjian yang Kuat). Jadi, jika diterima pinangannya, maka ucapkanlah hamdalah (Alhamdulillah). Namun, jika ditolak, maka ucapkanlah takbir (Allahu Akbar). Dalam kondisi diterima atau ditolak, kita tetap mengagungkan Allah.
Karena, boleh jadi penolakan adalah salah satu jalan untuk bisa lebih mencapai kematangan, kejernihan niat, kemapanan, dan yang lainnya. Oleh karena itu, tetaplah berkhusnudzon kepada Allah. Penolakan juga bisa saja merupakan cara Allah untuk meluruskan niat dan orientasi kita. Kecewa? Pasti! Itu wajar, manusiawi! Tapi jangan berlarut, mulailah kembali menyusun puzzle-puzzle dan meletakkan puzzle-puzzle itu pada tempat yang tepat. Ya, luruskanlah niat kita kembali.
Mungkin perumpamaan ini bisa dijadikan ibroh untuk kita semua,
"Perahu telah berlayar. Ketika angin bertiup kencang, matikan mesin. Itulah Tawakkal."
Tetapi, jika jawaban dari keluarga pihak wanita sesuai harapan, bersyukurlah kepada Allah. Tunggu dan bersabarlah, akan tiba masanya, halal bagi kita untuk melakukan apa-apa yang diharamkan oleh Allah sebelumnya. Itulah indahnya pernikahan yang berlimpah barakah. Rasakanlah kehangatan cinta yang hadir nantinya, kehangatan yang muncul dari cinta seorang wanita yang telah mempercayakan kesetiannya kepada seorang Imam-nya. Melalui pernikahan, kita akan menemukan keindahan dan kemuliaan, Insya Allah. Tapi di saat menunggu hari bahagia itu, inilah saatnya kembali untuk menata hati agar tidak melampaui batas dan masih terjaga dalam jalur-jalur yang diridhoi olehNYA.
Semoga kalimat penutup tulisan ini bisa menjadi bahan renungan untuk kita semua, :)
... jika sikap menawarkan diri
dilakukan dengan ketinggian sopan-santun,
tidak akan menimbulkan akibat kecuali yang maslahat.
Seorang laki-laki yang memiliki pengetahuan mendalam
pasti akan meninggikan penghormatan
terhadap mujahadah saudaranya.
Tidak akan merendahkan
wanita yang menjaga kehormatannya seperti ini,
kecuali laki-laki yang rendah dan tidak memiliki kehormatan ....
__________________________________
Tulisan ini saya ambil dari buku, "Kado Pernikahan untuk Istriku", karya ust. Mohammad Fauzil Adhim dengan penambahan-penambahan kata di dalamnya. Semoga bermanfaat yaa dan selamat menikmati hidangan tulisan saya. Edisi ini spesial saya tulis untuk Alin, karena beberapa pekan lalu saya janji membuat resume seminar pra nikah di kampus ke Alin, tetapi saya belum sempat menulisnya di blog tercinta ini. Hehe.
Alin, wait yaa. Aku masih menunggu saat yang tepat untuk menuliskannya spesial untukmu pipaw.. :p
Tulisan ini masih to be continued ya, temans. Mata saya mungkin sudah lelah, saya tiba-tiba merindukan kasur, bantal, dan guling saya. hihi. For the last, Enjoy My Site! :)