RSS

Amazing Interview

Hari ini dahsyat banget. Tepatnya adalah hari nervous sedunia. (lebay) Agenda pagi ini sungguh bikin nervous nggak ilang-ilang, interview di salah satu kampus dambaan hati. Jadwal interviewnya jam 08.00 wib. Paginya rapi-rapi, berangkat dari rumah pukul 07.30 WIB dari rumah tercintah, nggak sempat sarapan, cuma minum beberapa tegukan teh hangat buatan mama sama makan lontong. (Eh ini sama aja sarapan ya? Oke abaikan -___-"). Berangkatlah kita menuju ma'had...shuuuuuuwwww!! o-ow, Jakarta pagi ini indah temans, hujan rintik-rintik, Subhanallah. Jadi, selama di jalan kondisi hati tuh senang banget walaupun di jalanan macet banget-banget, maklum Jekardah. Di jalan, saya berlagak sotoy. Mulai mencari jalan alternatif lewat jalur ampera (awalnya sih mikir, mungkin lewat ampera nggak akan kena macet), tapiii ternyata pemirsahhh macetnya lebih-lebih daripada lewat jalan mangga besar. Oke berarti saya salah jalan, besok-besok nggak mau lewat jalur ampera lagi kalau mau berangkat ke ma'had. -___- Selama di jalan belaga sok tahu, padahal belum tahu jalur-jalurnya. Pas saya sampai di pertigaan kemang, saya ambil jalan lurus, ternyata jalan yang saya ambil itu jalur arah balik satu arah (pantesan berasa aneh kok cuma motor saya doang yang lewat situ, haha). Puter balik lah kita. Setiap melewati jalan pertigaan atau perempatan, sumpah rasanya hopeless banget. Yaiyalah jelas, binguunngg jadinya mau ambil belokan mana. :( Nggak lama lewat dari jalur pertigaantadi, eh nemu pertigaan lagi coba, masih di daerah kemang. Pas di pertigaan yang kedua, dengan lagak sok tahu lagi, nggak mau nanya-nanya sama orang lain, saya ambil belokan kiri, jalur yang macet (saya pikir, pasti ini jalan besarnya menuju ma'had, soalnya kalau belok ke kanan itu jalannya sepi, jadi nggak mungkin banget kalau belok ke kanan). Oke ini sotoy yang kedua kalinya dan khilafnya nggak sampai sini aja, masih berlanjut nih, haha. Rumus tadi pagi itu adalah "ikutin jalur yang ramai". Selang beberapa lama melewati kemacetan, ketemu perempatan, ini hopeless banget! Lihat plang penunjuk jalan. Kanan Blok M, Lurus Prapanca, Kiri TB Simatupang, Oke Stuck. Hampir di tabrak motor lain, oke kayak gini masih belum khilaf. Sambil bingung nyari-nyari arah balik ke kemang, akhirnya berenti di pinggir jalan. Niat kesotoyan berakhir, bertanyalah saya ke salah satu tukang ojek,
 "Pak, permisi mau tanya, kalau mau ke kemang ke arah mana yah?",

"oh nanti neng lewat bla bla bla, muter lagi ke bla bla bla." (Okee otak mulai pusing, zzzzzzzz).

"Oh lewat sana ya pak, yaudah deh makasih ya pak." (Iya iya aja tapi nggak ngerti sebenernya itu jalur mau kemana, yassalaam. Ini kesotoyan yang ketiga pemirsah)

Setelah mengikuti rumus sotoy nya, akhirnya nemu juga jalan yang awal tadi, kali ini benar-benar menuju kemang, alhamdulillaah. :D

Melihat jam, wow jam 08.30. Astaghfirullah, telat ini telat. Petaka!!! Stay cool tapi hati tetap nggak tenang. :(
Ini kesotoyan terakhir, sekarang rumusnya ikuti jalan yang sepi. Nah ini rumus harus di pakai pas di jalur Kemang. Rumus itu membuahkan hasil. Akhirnya, bertemulah saya dengan gang my new campus di daerah bangka. Alhamdulillah.

Pas sampai di ma'had, langsung nemuin bagian administrasinya,
"Mas, yang mau interview di mana yah?"

"Oh yang kemarin ya? Tunggu aja di maktabah." (maktabah = Perpustakaan)

"Oh di sana, oke. Makasih ya."

Sambil deg-degan menuju maktabah, membayangkan siapa yang meng-interview?-___- (panik sesi ke sekian kali)

Di maktabah bener-bener deg-degan, tangan dingin, alhamdulillah ketemu anak bayi yang lucu, gembil, jadi nervous agak hilang sedikit. :) Peserta yang lain lama-lama bermunculan, ada beberapa peserta akhwat, jadi banyak kenalan. Ada Riana, Ummu, Aisyah, Siti, Siapa lagiii yaaa, lupa :D. Jam 09.00 sang ustadz datang, entah namanya siapa. Pas ngelihat tambah deg-degan. Satu persatu dipanggil, didahului bagian ikhwan. Sembari menunggu giliran panggilan, yang lain sibuk muroja'ah, buka buku bahasa arab untuk review, ada yang baca novel,  ada yang tilawah. Karena saya belum mempelajari bahasa arab, maka dari itu biar hati tenang, saya sempatkan muroja'ah dan tilawah. It helped!

Suara ustadznya terdengar jelas, bertanya dengan bahasa arab. O-ow terus saya gimana pemirsah? Stay cool. Giliran saya dipanggil oleh ustadz,

"Nurul Fitriana." (Saatnya interview, nervous nggak ilang-ilang)

"Ok nurul ya. Asli mana, dulu SD dimana, smp dimana, sma dimana, kuliah dimana, kenapa mau kuliah di sini, dan bla bla bla."

Saya jawab dengan apa adanya.
Bagian terakhir yang nggak akan saya lupa.

"Punya hafalan?"

"Punya ustadz."

"Berapa juz?"

"Baru juz 30 sih ustadz, tapi belum semuanya."

"Oh gitu, An Naba' Hafal?"

"Insya Allah ustadz."

"Coba di baca."

Pas baca suara jadi gemetaran, tangan dingin, (rasanya mau minta matiin AC nya). Pada saat pertengahan ayat di stop oleh sang ustadz,

"Ya cukup, stop. Selamat, kamu diterima di BAIS 1 ya."

Alhamdulillaah. Kepo nggak BAIS itu apa? hehe. BAIS itu Bahasa Arab intensif. Jadi, sebelum masuk jurusan, harus i'dad (persiapan) dulu, bahasa arabnya harus dilancarin (ini program untuk yang belum bisa berbahasa arab). Karena, katanya, kuliahnya itu menggunakan pengantar bahasa arab, jadi belajarnya langsung menggunakan bahasa arab. Oke saya siapppp menjadi mahasiswi lagi! ^___^