RSS

mungkin

Flashback ke masa lalu. Kalau kata ustadz Salim A. Fillah, “melihat spion itu perlu, tapi sesekali saja”. Sepertinya memang ini harus diterapkan di dalam kehidupan saya deh. Mungkin….ketika dulu ku lulus SD, dan ternyata aku masuk di sekolah SMP yang tidak aku inginkan, rasanya sedih banget. Sempat nangis kejer (namanya anak kecil ya). Ternyata Allah telah mempersiapkan penggantinya, pengganti yang terindah saat itu. Pada saat kelulusan SMP, tak terpikirkan bahwa aku akan terpilih sebagai juara Umum UN pada saat itu (Nilai tertinggi se-angkatan). Lumayan dapet uang saku yang lumayan besar kalau buat anak-anak SMP pada saat itu. Sempat nangis terharu ketika diberikan ucapan selamat dari bapak, 

 “Selamat ya”
Aku, “hah? Apaan pak?”
“iya selamet dapet juara 1 UN”, bapak said.
Ahh pas mendengar ucapan selamat dari bapak, rasanya senang, haru, sampai nangiiisss. Syukur tiada tara. Sempat menemui pak Siswandi, cium tangan, mengucapkan terima kasih atas bimbingan beliau..Gak lama cium tangan, eh dipeluk sama pak Siswandi (Guru penjaskes-red) terus nangis dipelukan beliau. Beliau bilang, “Lah kok jadi juara 1 malah nangis, gimana sih, hehe”. Kangen pak Siswandi T_T
Selesai lulus-lulusan, berlanjut ke fase selanjutnya. Yaitu sekolah menengah atas, tapi pada saat itu ku putuskan untuk memilih sekolah kejuruan saja. Karena ingin langsung kerja (pikiranku saat itu-red). Dan ku putuskan pula untuk memilih jurusan akuntansi, karena merasa tertantang, katanya akuntansi itu sulit, makanya mau merasakan bagaimana susahnya dan ribetnya jadi anak akuntansi. Pilihan pertama waktu itu, SMK 8. Karena setelah browsing dan mencari informasi ke beberapa orang, smk 8 termasuk smk favorit. Ahh qodarullah, aku belum diizinkan untuk menjadi siswa di saba. Ketika melihat pengumuman di smk 8, namaku tak tertera di sana (waktu itu aku menge-cek sendirian –tanpa bapak-, ketahuan deh manjanya). Sepanjang perjalanan pulang, nahan nangis (alahhh cengeng bener deh). Pas ke smk 47, ternyata namaku tertera di sana. Ya Robb pupus harapan untuk masuk smk favorit. Lagi-lagi Allah menguji kesabaranku. Tetapii, setelah di sana, aku merasakan kenyamanan. Bertemu dengan mujahhid mujahhidah muda, yang selalu bersemangat dalam da’wah sekolah. Teman seperjuanganku ketika memegang amanah rohis di sana. Ada Julia –sekertaris keputrian-, ayu –sie dakwah keputrian-, naya, wahyu –sang ketua rohis- (yang sekarang sedang berjihad dalam berilmu di Turki (subhanallah). Kenangan bersama kalian tak akan pernah kulupakan. Tak bisa terukir lewat pena kenangan indah bersama kalian. J
Allah menghadirkan kalian semua untukku.
Berlanjut pada kelulusan SMK, setelah lulus dari SMK47, langsung memutuskan untuk kuliah. Pada saat itu, ingin rasanya masuk di perguruan tinggi negeri. Sudah ikhtiar mengikuti bimbel, ikut ujian masuk PTN, dari umb, snmptn, dan ujian mandiri. Tetapi Allah berkehendak lain. Pada saat itu masih nangis sih gak keterima di PTN (udah gedee masih aja cengeng), yahh positif thinking aja bahwa ini yang terbaik dariNya. Akhirnya ku memutuskan untuk kuliah di universitas swasta (deket kok sama Universitas Indonesia, Depok, makanya tetap berasa nuansanya kalau aku kuliah di PTN :P :D –karena kondisinya deket aja sama UI- hehe maksa). Pada awal-awal semester ingin sekali nyambi sambil mengajar di suatu bimbel untuk mengisi waktu luang, karena pasti kalian pada tahu kan kalau kuliah semester satu itu masih belum padat jadwalnya, sembari nambah-nambah uang saku untuk ditabung (karena mamaku mendidik anak-anaknya untuk membiasakan menabung sejak kecil), dan untuk mengamalkan ilmu yang sudah aku dapatkan itu alasan yang paling utama. Subhanallah bangettt, ketika ku berencana untuk mendirikan sebuah bimbel –waktu itu sekitar kuliah di semester empat-, ternyata beberapa minggu kemudian dapat sms dari seorang teman (kenal di acara “generasi excellent”, Jakarta utara pada saat smk dulu) dan dia menawarkan aku sebuah lowongan mengajar. Subahnallah, Allah mendengar do’aku, DIA merealisasikan mimpiku. Ketika ku berazzam untuk ingin mempelajari Al-Qur’an lebih dalam, sudah bertanya-tanya dengan senior tentang kapan pembukaan pendaftaran tahsin di suatu lembaga Ilmu Al-Qur’an, dan aku selalu telat mendaftar dikarenakan kurangnya informasi. Subhanallahnya lagi, ternyata tak lama kemudian SKI (LDK kampusku) mengadakan program tahsin. Dan kali ini aku tak akan berpikir dua kali untuk segera mendaftarkan diri. Allah selalu mendengar do’a hambaNya. Banyak ilmu yang kudapatkan ketika bertemu orang-orang hebat di LDK Kampusku. Penuh syukur atas takdir-NYA.
Hingga saat ini ketika ku flashback ke masa laluku, aku semakin yakin bahwa…
“Allah tidak memberikan apa yang kita inginkan, tapi Allah memberikan apa yang kita butuhkan”
“Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?” (QS. Ar-Rohman: 13)
^_^
-ahad, 18 Des 2011, 09.49 pm-